Mohon tunggu...
ziazzhr
ziazzhr Mohon Tunggu... Mahasiswa - We live under the same sky

Nikmati prosesnya

Selanjutnya

Tutup

Diary

Manusia Sederhana

13 Maret 2021   14:08 Diperbarui: 13 Maret 2021   20:56 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

    Mungkin kamu tidak bisa menambah umur dalam kehidupanmu, tapi kamu bisa menambahkan kehidupan dalam umurmu, bahagia dengan cara sederhana, sesekali datang masalah ikut mewarna, sejenak melihat kebelakang,mengambil hikmah dari setiap kisah, setiap kita telah melewati petualangan, kita mungkin takan melupakan karna Allah karuniakan ingatan.


    Duduklah dan minum kopi pahit denganku atau teh kalau tak suka, dengan penuh rasa nikmat dan syukur. Gemercik air sungai menambah harmoni suasana berirama, fuhh... sejuk sekaligus dinginnya udara, membuatku melawan agar tak mengigil tentu ini masih pagi buta, betapa indahnya lukisan disajikan sang Maha membuat mata lebih bermanja,bukit kebun teh hijau, jalan tak beraspal, sesekali tukang kebun lewat dengan motor modifikasinya, cocok sekali dengan track jalan, rasanya sedang menonton film aksi, bapak itu menakluki rintangan jalan agar tetap kokoh berdiri.


    Sejenak melepas penat, meninggalkan keramaian yang meyesakan, riuh kantor dan udara yang membara, disini, layaknya remah remah kue selalu ada cerita di tiap sisinya, cerita saat pergi mengaji hanya berbekal obor sebagai penerang, cerita saat pergi ke gunung bersama ayah, mengambil beberapa bilah bambu tuk dijadikannya bedil lodong sebuah mainan tradisional semacam senapan bambu tepatnya berbentuk seperti meriam dalam versi kecil, lepas membuat bedil kami pergi ke sawah atau bebukitan dekat rumah untuk memainkannya lalu saling beradu kuat suara, BUMM...BUMM berdetum, seakan akan ada peperangan, suara dentuman terdengar saling bersahutan, warga sekitar pun tak tertinggal untuk menyaksikannya, sesekali bersorak girang, biasanya kami memainkan permainan ini menjelang ramadhan dan idul fitri, tentu dengan pengawasan orang dewasa.


    Lihat betapa bahagia wajah-wajah berbalut senyuman, banyak kenangan yang tercipta dari semua kejadian. Kata terima kasih terucap selalu, untuk suatu nikmat tiada tara dituliskan skenario terbaik di lauh mahfudz-Nya, Sebuah kisah perjalanan bermakna yang tak berpotret kamera untuk mengabadikannya.
Alhamdulillah binimatihi tatimmusshalihat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun