Mohon tunggu...
ziyan albi
ziyan albi Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Lagi kuliah Ilmu Komunikasi, tapi otak udah nyebur ke dunia investasi, media, sampe bisnis digital. Lagi ngerakit Sinarta Project, tempat nongkrongnya para pembisnis muda yang mau jalan tapi gak mau sendirian. Juga ngejalanin TIRA Hub, komunitas ikan arwana yang lebih galak dari investor saham pas market crash. Suka ngebahas soal ekonomi, pembangunan, dan gimana media bisa jadi senjata (atau cermin) buat generasi kita. Di Kompasiana? Gue nulis bukan biar viral—tapi biar kita mikir bareng.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pohon yang Berasap: Fenomena Greenwashing Industri Tambang dan Transisi Energi Indonesia

6 Oktober 2025   18:07 Diperbarui: 6 Oktober 2025   18:07 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kementerian ESDM dan OJK dapat mengintegrasikan indikator Environmental Performance Rating (PROPER) ke dalam Green Taxonomy OJK untuk memastikan keberlanjutan bukan sekadar label, tetapi diukur dari rasio emisi, efisiensi energi, dan realisasi investasi EBT.

  • Media dan akademisi perlu memainkan peran watchdog untuk mengawasi komunikasi korporasi yang berpotensi menyesatkan publik.

  • Perlu ada mekanisme public accountability report lintas kementerian (ESDM, KLHK, OJK) agar kebijakan transisi energi memiliki traceability dan transparansi yang lebih kuat.

  • Dengan demikian, penguatan tata kelola komunikasi keberlanjutan dan regulasi lintas sektor menjadi kunci untuk mencegah praktik greenwashing berulang, sekaligus memastikan transisi energi Indonesia berjalan secara substantif, bukan sekadar retorika pembangunan hijau.

    AI Disclaimer 

    Penulis menyatakan bahwa proses penyusunan artikel ini dilakukan secara mandiri dengan dukungan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence) sebagai asisten riset dan penyusun struktur berpikir. Bantuan AI digunakan untuk:

    1. Membantu memahami teori dan jurnal akademik, termasuk Greenwashing Theory (Delmas & Burbano, 2011) dan Symbolic Management Theory (Ashforth & Gibbs, 1990);

    2. Menyusun kerangka penulisan dan klarifikasi konsep agar sesuai dengan konteks penelitian komunikasi lingkungan;

    3. Mendukung proses penyuntingan bahasa, sitasi, dan format APA 7th Edition.

    Seluruh analisis kasus, interpretasi data, dan argumentasi konseptual disusun berdasarkan pemahaman pribadi penulis terhadap sumber-sumber akademik dan dokumen resmi (laporan Adaro, OJK, JETP, WALHI, dan Kementerian ESDM). AI tidak digunakan untuk menghasilkan isi artikel secara otomatis, melainkan sebagai alat bantu pembelajaran, klarifikasi, dan verifikasi konseptual agar penulis memahami isu secara mendalam dan menyusunnya secara sistematis.

    Penulis bertanggung jawab penuh atas isi, argumen, dan kesimpulan yang disajikan dalam artikel ini.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
    Lihat Kebijakan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun