Kehadiran kami disambut bak tamu yang datang dari jauh, bahkan kami disajikan kopi dan gorengan ubi serta buah-buahan dari kebunnya. Kami sempat bicara, jangan menyibukkan diri pak haji, ini kondisi tidak normal, jadi penyambutanya biasa saja. Beliau langsung menjawab, sudah kewajiban kami menjamu tamu yang hadir, walaupun alakadarnya, namum bagi kami ini sudah berlebihan. Kebetulan majlis yang di asuh oleh haji jawara tidak terkena longsor, hanya rumahnya yang mengalami kerusakan.
Haji jawara mengisahkan kejadian yang terjadi pada tanggal 1 januari 2020 tepatnya jam 08:00 WIB. Terdengar suara gemuruh bumi yang meluluhlantakkan isi bumi warga lebakgedong. Jeritan suara Zikir, lafadh Allah dan Istighfar terdengar dari semua mulut warga. Suara minta tolong, terdengar jelas, dengan percaya diri haji jawara mengajak warga untuk berlindung di mesjid.Â
Menurut cerita beberapa warga yang berjumpa dengan kami mengisahkan bahwa pada malam pergantian tahun baru, ada beberapa kejadian aneh, hujan turun mulai sore sampai pagi, suara gemuruh hujan terdengar di atap rumah seperti guyuran air besar tanpa henti, sangat berbeda hujannya dengan musim-musim hujan yang lalu.Â
Mungkin ini pertanda perubahan iklim alam, yang menurut beberapa warga bahwa setiap setengah abad sekali akan muncul perubahan bentuk alam atau perubahan tata letak tanah, mungkin longsor dan banjir ini yang dimaksud. Walaupun demikian warga yang mengalami musibah mengatakan bahwa ini ujian bagi kami dari Yang Kuasa.Â
Kami hanya terdiam dan merasa sedih ketika mendengar kisah tadi, dalam hati kami tersirat, Mudahkan segala urusan saudara kami yang tertimpa musibah Aminn Yaaa Rabb. Suasana kebekuan pecah ketika seorang warga masuk kerumah haji jawara untuk meminta dibuatkan obat bagi keluarganya yang sakit. Banyak kisah sedih yang kami dapatkan selama berada dilokasi.Â
Setelah mendengar kisahnya baru kami mengabarkan maksud dan kedatangan kami, begitu kami sampaikan maksud dan kedatangan kami, haji jawara sangat senang, begitu bahagianya ketika mengetahui maksud dari kedatangan kami.Â
Akhirnya kami pamit menuju lokasi paling ujung yang belum bisa diakses sama mobil dan motor, kami ditemani haji jawara, mobil baru berhenti ketika berada di jembatan terakhir yang putus, terlibat beberapa spanduk yang tertulis bahwa jembatan dalam tahap pengerjaan oleh BUMN, dan terlihat para sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.Â
Akhirnya kami berjalan dengan kaki dan sampai dititik longsor, disitu warga bercerita tentang kejadian pada pagi 1 januari 2020. Tidak bisa dibayangkan kondisinya, saya langsung terbayang pengalaman ketika tsunami. Kampung yang dulunya rapi sekarang hancur luluh berantakan, dulu nya banyak warga sekarang sepi bagaikan ditinggal selamanya. Sambil membaca Al-fatihah kami pun balik lagi ke lokasi mobil.