Mohon tunggu...
Zida Sinata Milati
Zida Sinata Milati Mohon Tunggu... Content Writer and Dietetic Student

nulis apapun

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Drama When Life Gives You Tangerines, Mencari Titik Kebahagiaan dari Sebuah Pernikahan

14 Maret 2025   08:08 Diperbarui: 14 Maret 2025   08:08 3698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gwan-sik dan Ae-sun Saat di Busan (Sumber: Instagram netflixid)

Ada drama ongoing terbaru yang diperankan oleh IU dan Park Bo Gum dengan judul When Life Gives You Tangerines. Drama ini dapat disaksikan melalui Netflix sejak 7 Maret lalu dan hingga artikel ini ditayangkan baru rilis 4 episode saja dari total 16 episode.

Disini, IU berperan sebagai Ae-sun dan Park Bo-gum berperan sebagai Gwan-sik. Ae-sun adalah seorang perempuan pemberani dan penuh semangat. Meskipun berasal dari keluarga kurang mampu dan tidak bisa mengenyam pendidikan, ia terus berjuang meraih mimpinya menjadi seorang penyair. Sedangkan Gwan-sik adalah laki-laki pendiam, bertanggung jawab, dan sangat tulus, bahkan rasa cintanya kepada Ae-sun melebihi cintanya pada diri sendiri.

Drama ini menggambarkan bahwa tidak selamanya hidup serba kecukupan akan selalu membawa pada kebahagiaan, bahkan dalam kondisi yang serba kurangpun, akan ada momen tersenyum dan rasa syukur yang tiada henti terucap bahwa faktanya "kita" bisa menjadi sepasang suami istri yang saling memiliki dan mengandalkan.

Drama ini bergenre romance dan slice of life, yang menceritakan perjalanan cinta antara IU dan Park Bo-gum sejak kanak-kanak hingga menjadi orang tua dan hebatnya perasaan cinta mereka tetap sama meskipun usia sudah terbilang tak lagi muda dan setelah banyak menerima banyak rintangan di awal pernikahan.

Drama ini juga menyadarkan kepada para penikmat drama, bahwa intisari dari pernikahan bukan hanya soal materi dan kekayaan saja, namun dengan siapa kita menikah dan apa yang

Sinopsis When Life Gives You Tangerines

Kisah Ae-Sun Kecil 

Ae-sun kecil hidup di Pulau Jeju, ia memiliki ibu pekerja keras dan sangat menyayanginya, Ibu Ae-Sun berprofesi sebagi Haenyeo, atau penyelam yang mencari kerang, keong, maupun rumput laut yang digunakan sebagai sumber penghidupan untuk makan sehari-hari dan menyekolahkan Ae-Sun.

Sejak kecil Ae-sun hanya memiliki satu satunya teman bernama Gwan-sik, sang penjual ikan, meskipun pada awalnya Ae-sun sangat membenci Gwan-sik, karena teman-teman haenyeo ibu Ae-sun kerap menjodohkan keduanya, Gwan-sik sering berkeliaran didekat Ae-sun hanya untuk bisa dekat dengannya.

Ae-sun kecil sangat pintar dan suka membuat puisi, ia memiliki cita-cita tinggi untuk dapat berkuliah dan menjadi penyair nantinya, Ibu Ae-sun mendukung Impian anak perempuannya itu, tetapi karena masalah ekonomi, membuat Ae-sun sehari-harinya harus tinggal bersama neneknya, ibu dari almarhum ayah Ae-sun.

Namun saat Ae-sun tinggal di rumah neneknya, ia mendapatkan perlakuan buruk dan dibeda-bedakan, ia kerap tidak diberi jatah ikan untuk makan, dan ia disuruh membantu banyak pekerjaan rumah tangga, seperti mencuci piring dan menyiapkan makanan.

Mendengar cerita sedih dari Ae-sun, membuat ibu Ae-Sun sangat menderita dan amarahnya pun tak terbendung, akhirnya ia pun pergi ke rumah nenek Ae-sun dan memberikan pelajaran kepada keluarga mertuanya itu agar mereka sadar bahwa Ae-sun juga merupakan cucu di keluarga tersebut. Di malam itu pula ibu Ae-sun menjemput Ae-sun untuk dapat tinggal kembali bersamanya .

Kasih Sayang Ibu Ae-Sun 

Ae-sun lagi-lagi mendapatkan perlakuan tidak adil dari wali kelasnya, saat pemilihan ketua kelas dan wakil ketua kelas, ia memiliki suara unggul dibandingkan dengan temannya Man-ki, dengan selisih 7 poin, namun karena derajat kekayaan Man-ki dan pengaruh orang tuanya, wali kelas Ae-sun memilih untuk menjadikan Man-ki sebagai ketua kelas, alih-alih Ae-sun.

Ae-sun sudah mencoba untuk protes kepada wali kelasnya, tetapi tidak digubris, akhirnya Ibu Ae-sun turun tangan langsung ke sekolah dan menemui wali kelas Ae-sun dengan maksud dapat menjadikan Ae-sun sebagai ketua kelas dan tidak lagi membuat keputusan yang tidak adil yang dapat menyakiti anak kesayangannya dengan beberapa uang suap.

Meninggalnya Ibu Ae-sun

Kesehatan Ibu Ae-sun makin lama makin menurun, pernapasannya makin buruk akibat perilaku merokok sebelumnya dan seringnya menyelam di laut, hingga suatu malam, Ibu Ae-sun menyempatkan untuk memberi ucapan perpisahan kepada Ae-sun. Ibu Ae-sun memasakkan kerang kesukaan Ae-sun dan berpesan untuk segera meninggalkan Jeju dan teruslah melanjutkan hidupnya dengan kuat dan tidak mudah gentar untuk mencapai mimpinya.

Tepat di usia 10 tahun, Ae-sun menjadi anak yatim piatu. Saat ini ia hidup bersama ayah tirinya dan dua orang adik tirinya, Sun-nam dan Sun-Bong. Ae-sun yang pintar mencoba bercocok tanam berupa sayur kubis bersama ayah tirinya untuk dapat melanjutkan hidup dan terus bersekolah. Tidak hanya itu, Ae-sun juga menjual kubis di pasar dekat lapak ikan milik Gwan-sik, yang membuat mereka terus bersama.

Gwan-sik dan Ae-sun mulai tumbuh dewasa, mereka saling menyukai satu dengan lainnya, namun lagi-lagi Ae-sun cukup gengsi untuk mengatakan bahwa ia juga memiliki perasaan yang sama kepada Gwan-sik. Hingga tepat diladang bunga Kanola Jeju yang saat itu mekar sempurna, Gwan-sik menyatakan cinta kepada Ae-sun.


Cerita Minggat Ae-sun dan Gwan-sik

Tepat di hari yang sama, saat Gwan-sik menyatakan cinta kepada Ae-sun, ia memergoki ayah tirinya bersama perempuan lain dan segera menikah. Ibu tiri Ae-sun saat ini menguasai rumah mendiang ibu Ae-sun dan secara tidak langsung memnita Ae-sun untuk pergi meninggalkan rumahnya.

Hanya Gwan-sik lah yang menjadi satu-satunya tempat bergantung untuk Ae-sun, disaat ia tidak memiliki tujuan dan tempat hangat yang menyambutnya. Hingga suatu hari, Ae-sun dan Gwan-sik memutuskan untuk bersama-sama minggat dan memulai hidup baru dengan pergi ke busan, yang bermodalkan perhiasan curian dari masing-masing keluarga.  

Saat berada di kapal maupun setibanya di Busan, Gwan-sik dan Ae-sun berpura-pura menjadi suami istri agar tidak disangka masih pelajar dan bisa lepas dari pandangan aneh orang-orang terhadap mereka. Kabar minggatnya Gwan-sik dan Ae-sun sontak membuat seluruh Jeju panik, terutama ibu Gwan-sik, yang akhirnya memutuskan untuk menyusul mereka ke Busan.

Tak disangka mereka akan mendapatkan banyak kesialan di Busan, perhiasan yang mereka pikir bisa ditukarkan dengan uang, nyatanya tidak banyak membantu, hingga mereka kelelahan dan memutuskan untuk menginap di salah satu kamar, tak disangka juga bahwa tas mereka yang berisi pakaian dan perhiasan lenyap dalam semalam yang dicuri oleh pemilik penginapan. Tidak terima tas mereka dicuri, mereka mencari cara untuk mendapatkan tas mereka kembali dengan menyelinap masuk dan mengendap-endap.

Tidak mendapatkan tas mereka kembali, mereka malah tertangkap basah masuk ke kamar pemilik penginapan, yang membuat mereka dilaporkan dan dibawah ke kantor polisi, beruntung Ibu Gwan-sik datang dengan cepat yang membebaskan keduanya dan membawa mereka pulang kembali ke Jeju.

Kembalinya Ae-sun dan Gwan-sik Ke Jeju

Sekembalinya keduanya ke Jeju, mereka dimarahi habis-habisan oleh keluarga masing-masing, Gwan-sik diskors dari sekolah sedangkan Ae-sun dikeluarkan dari sekolah karena dianggap aib yang memalukan.

Hingga kisah cinta mereka kembali diuji, Ae-sun harus menikah dengan laki-laki lain yang lebih mapan agar tidak membebani Gwan-sik dan dapat mengihklaskan Gwan-sik agar dapat menggapai cita-citanya menjadi seorang atlet nasional.

Namun Gwan-sik tetap bersikeras untuk dapat menikahi Ae-sun apapun yang terjadi, hingga akhirnya Ae-sun berbohong kepada Gwan-sik untuk jangan pernah menemuinya lagi karena ia tidak mau hidup miskin terus, ditambah keluarga Gwan-sik tidak mau menerima menantu seperti Ae-sun, padahal dari lubuk hati Ae-sun, ia masih sangat mencintai Gwan-sik.

Lautan akan Ku Arungi Asal Bisa Hidup Bersamamu

Hingga beberapa saat kemudian, dengan berat hari Gwan-sik pergi kembali ke Busan untuk mengikuti kompetensi olahraga Nasional, meninggalkan Ae-sun dan Jeju. Saat hari keberangkatan tiba yang bertepatan dengan saat Ae-sun fitting baju pengantin bersama calon suaminya, disaat itu pula, muncul kenangan romantic Ae-sun dan Gwan-sik yang membuat Ae-sun semakin menderita, hal in menambah perasaan yakin Ae-sun untuk menjadikan Gwan-sik sebagai pendamping hidup.

Ae-sun memutuskan untuk berlari mencegah keberangkatan Gwan-sik menggunakan kapal dan terus menyebut nama Gwan-sik di dermaga dengan terseok-seok, entah keajaiban muncul darimana, membuat teriakan Ae-sun pun terdengar oleh Gwan-sik yang saat itu kapalnya sudah mulai menjauh dari daratan. Melihat Ae-sun dari kejauhan yang tampak menangis dan terus memanggil namanya, tanpa berpikir lama Gwan-sik pun turun ke laut, menerjang lautan demi menemui sang kekasihnya.

Akankah Ae-sun dan Gwan-sik dapat hidup bahagia ditengah banyak keterbatasan ekonomi juga restu yang tak sepenuhnya diberikan dari keluarga Gwan-sik?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun