Jakarta World Cinema (JWC) 2025 seakan mengajak pecintanya keliling dunia. Hari ketujuh, sebuah film drama keluarga berjudul "Brand New Landscape" adalah sebuah film Jepang karya sutradara Yuiga Danzuka. Film ini memotret sebuah keluarga di Nagano (di visualkan dengan mie soba). Sang ayah Hajime (Kenichi Endo) merasa putus asa, sebagai perancang landskap perkotaan karena jarang mendapatkan proyek di negaranya. Akibatnya, Hajime memutuskan untuk berkarir di luar negeri, tepatnya di Jerman.
Istrinya kurang menyetujuinya, ia tidak berharap mereka bisa kaya, asal keluarga bisa tetap lengkap, tidak terpisah. Lalu sang istri minta Hajime menunda satu hari kepergiannya agar Hajime bisa menghabiskan waktu dengan Emi (Mai Kiryu), putrinya dan Ren (Kodai Kurosaki), putranya.
Hajime menyanggupi permintaan istrinya, tetapi ia harus berangkat larut malam saat anak-anak sudah tidur. Lalu Hajime pergi keluar bersama kedua anaknya. Tak disangka, sekembalinya sang ibu sudah tidak ada di rumah, sedang  kepergian Hajime sudah tak bisa ditunda lagi.
Akibatnya kedua anak ini kehilangan ibu dan ayah mereka, tak disebutkan dalam film ini mereka dirawat siapa.
Kisah berpindah ke masa 10,5 tahun kemudian. Kedua anak ini sudah dewasa, Emi sudah bekerja dan berencana meninggalkan Ren, karena ingin menikah.
Sementara Ren hanya bekerja kasar, sebagai sopir pengantar karangan bunga pada sebuah florist.
Suatu hari saat sedang mengantarkan pesanan bunga, Ren melihat ayahnya pada sebuah pameran. Saking terkejutnya, sehingga ia menjatuhkan karangan bunga hingga harus menggantinya.
Malam harinya Ren menceritakan kepada Emi bahwa ayah mereka sedang berada di Jepang. Tetapi Emi tidak peduli, karena menganggap ayahnya sudah meninggalkan mereka.
Justru pikiran Ren yang kalut. Saat menyerahkan karangan bunga pengganti, Ren menyerahkan langsung kepada Hajime dengan cara melemparkan karangan bunga itu padanya.
Melalui stafnya, Hajime melaporkan perlakuan yang dialaminya kepada pemilik florist, yang langsung memecat Ren.
Ren tetap gelisah, malam-malam dia menyusup ke ruang pameran, mengagumi karya Hajime. Saat dipegoki staf Hajime, Ren menitipkan surat.