Oh ya, akhirnya, kami membeli tiket pulang di hari keberangkatan kami ke Singapura. Pada 28 Januari 2020, kami membeli tiket pesawat untuk pulang tanggal 3 Februari 2020.Â
Penuh rintangan, bukan?
Liburan Penuh Kewaspadaan Terhadap Virus Corona
Thermal scanner tersedia untuk memindai suhu orang-orang yang melintasi depan perangkat. Bila ada yang menunjukkan suhu tinggi, petugas akan memeriksa ulang suhu tubuh orang tersebut dengan termometer digital (model forehead thermometer).
Selama saya mengantri untuk cap paspor, ada beberapa orang yang dicek ulang dengan termometer digital, tetapi semuanya lolos penyaringan. Selanjutnya, saat saya dan teman-teman mampir ke Marina Bay floating platform untuk melihat 2020 Lunar New Year lantern festival, ada juga thermal scanner sebelum memasuki area pameran lentera di Singapura ini.
Setiba di Bandara Suvarnabhumi, Thailand juga terdapat thermal scanner. Kemudian, kami turun ke basement bandara untuk mengambil SIM-Card yang sudah kami beli via aplikasi Klook. Setelah itu, kami membeli token Airport Rail Link. Lalu, saat memasuki gate, satpam segera menyodorkan dan memompakan sejumlah hand sanitizer ke masing-masing tangan kami. Jumlah gel yang dipompakan tidak pelit-pelit, terlalu banyak menurut kami, hahaha.Â
Â
Tips Aman Berliburan di Tengah Wabah COVID-19
1.  Tetap waspada dan jangan panik
Ingat untuk selalu berhati-hati. Selain menjaga barang bawaan agar tidak berpindah tangan, kita juga perlu memproteksi diri dari paparan virus, seperti dengan cara menjaga higienitas diri. Di samping itu, jangan panik, karena panik dapat membuat kita tidak tenang dalam berpikir dan bertindak.
2.  Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir terutama saat sebelum makan, setelah menggunakan kamar mandi, dan setelah pulang dari tempat umum. Bila tidak memungkinkan untuk cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, maka cucilah tangan menggunakan hand sanitizer beralkohol. Hindari menyentuh langsung mata (mengucek mata) tanpa cuci tangan terlebih dahulu.Â
3.  Hindari kontak dengan hewan/ pasar hewan
Dikarenakan salah satu dugaan penularan COVID-19 ini adalah dari hewan (hewan liar seperti kelelawar, ular), maka masyarakat dihimbau untuk menghindari kontak dengan hewan ataupun mengunjungi pasar hewan.
4.  Hindari kontak langsung dengan orang sakit
Tentu saja tidak ada orang yang sengaja ingin tertular atau menularkan penyakit berbahaya ini kepada orang lain, jadi hindari kontak langsung dengan orang sakit, dan sebaliknya orang yang mengalami gejala menyerupai juga harus hindari kontak langsung dengan orang sehat untuk mencegah penyebaran COVID-19 ini.
5.  Gunakan masker dan terapkan etika batuk
Mengingat stok masker kosong atau dijual dengan harga tinggi di kebanyakan tempat, maka masyarakat perlu dihimbau untuk menggunakan masker secara bijak. Tidak semua orang perlu menggunakan masker saat beraktivitas sehari-hari. Pemakaian masker diutamakan pada orang yang menunjukkan gejala-gejala pernapasan, seperti batuk, atau pilek.Â
Selanjutnya, model masker yang dianjurkan dalam mencegah penularan COVID-19 ini adalah masker n-95 dan model 3-ply surgical face mask. Pemakaian sebuah masker juga tidak disarankan lebih dari satu hari. Selain itu, bila sedang tidak mengenakan masker saat bersin atau batuk, tutuplah hidung atau mulut menggunakan siku atau tisu atau sapu tangan.
Bila mengalami gejala-gejala seperti suhu tubuh >38 oC, batuk, pilek, sesak napas maka kenakan masker, dan segera konsultasi ke dokter dengan menginformasikan bila anda baru pulang dari luar negeri dalam waktu dekat ini.
Di samping itu, dijumpai pula bentuk dukungan yang diberikan oleh salah satu supermarket kepada warga negara China. Mungkin karena turis China merupakan salah satu kelompok pelanggan besar di supermarket ini. Kertas bertuliskan "Zhongguo Jiayou, Wuhan Jiayou (arti: Semangat China, Semangat Wuhan)" tertempel pada sejumlah rak di supermarket Big-C.
Tahukah anda? Selain wisatawan negara China yang sudah banyak dibatasi untuk masuk ke negara-negara lain, wisatawan negara lain juga banyak yang menahan diri berpergian ke luar negeri. Oleh karena itu, pelancong di destinasi-destinasi wisata adalah lebih sedikit dibandingkan biasanya.Â
Salah satu tour guide dalam One Day Trip kami menceritakan bahwa destinasi wisata yang umumnya dikunjungi 20.000-30.000 wisatawan per hari, kini diperkirakan hanya ada sekitar 1000-an pengunjung. Jadi, berliburan di masa ini lebih sepi wisatawan, berfoto-fotonya lebih lowong lho, bagus kah itu?
Kini sudah lebih dari 14 hari setelah kepulangan kami, dan kami sehat tanpa menunjukkan gejala yang mengindikasikan COVID-19. Aman ya, aman ya...
Â
Catatan:
1.  Kondisi tempat yang dikunjungi adalah sesuai dengan kenyataan pada 28 Januari 2020 - 3 Februari 2020.Â
2.  Ini merupakan cerita pengalaman liburan pribadi, tanpa unsur sponsor dari pihak manapun, ataupun maksud menyinggung siapapun.
3.  Mari kita dukung upaya pencegahan penyebaran COVID-19 ini dengan usaha masing-masing, salah satunya melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
4. Semoga bermanfaat ya!!! Selamat berliburan!!!