Mohon tunggu...
Zharfan Fadhil
Zharfan Fadhil Mohon Tunggu... Musisi - Pelajar

aku mau berbagi ilmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Juki si Pendekar Surga

24 November 2020   10:40 Diperbarui: 24 November 2020   10:48 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Juki adalah anak yang dianugerahi kemampuan yang luar biasa, ia bisa berbicara bersama hewan disekitarnya, namun ia mempunyai nasib yang tidak sebaik anak-anak desa lainnya.

Kondisi keluarga Juki bisa dibilang cukup mengenaskan, Ibunya meninggal saat ia lahir karena tak sanggup menahan sakit, dan Ayahnya pergi merantau ke ujung dunia saat Juki masih berusia balita. Juki dirawat oleh Pamannya yang bernama Peto semenjak ditinggal merantau oleh ayahnya yang bernama Judo. Dari kecil Juki sering mendapat omongan yang tidak baik oleh teman-temannya, namun Juki tetap membalasnya dengan aura positif, dan membalasnya dengan senyuman.

Ketika Juki sudah beranjak remaja berumur 13 tahun, Juki terkenal sebagai petarung terkuat diantara seumurannya, ia sudah mempelajari ilmu bertahan hidup dan bela diri yang diajarkan turun temurun oleh Pamannya, selain itu Peto sudah mengajarkan keponakannya dalam menguasai dan mengendalikan kekuatan Juki yang dapat berbicara bersama hewan disekitarnya. Paman Peto sangat paham dengan kekuatan tersebut karena ia juga mempunyai kekuatan yang sama seperti Juki. 

Pada suatu hari, Juki sedang berjalan menelusuri padang rumput yang sangat luas, lalu tiba-tiba ia bertemu seekor kucing kecil berwarna putih muncul dari semak-semak, karena lucu dan menggemaskan, Juki langsung memanggil kucing tersebut dengan lantang. "Hey kucing putih!, sini aku punya sesuatu untukmu!", teriak Juki. Kucing itupun langsung bergegas menghampiri Juki, dan ia langsung diberi makanan daging yang lezat. Karena Juki dapat berbicara dengan hewan, Juki dapat mengerti apa yang dikatakan kucing tersebut kepadanya. "Halo Juki, nama aku Theressa, kucing utusan Dewa. Aku diutus untuk bertemu kamu dan membantumu untuk mencari Ayahmu", ujar Theressa. Juki terheran dan kaget, lalu juki berkata "Apa, mencari ayahku? Paman Peto bilang Ayahku sudah hilang bertahun-tahun dan tidak tau dimana keberadaannya, bagaimana mungkin aku dapat mencarinya". Lalu Theressa langsung menjawab "Oleh karena itulah aku hadir disini, untuk membantumu mencari ayahmu, aku mempunyai peta letak ayahmu sekarang berada, akan tetapi aku tidak bisa kesana sendirian, karena untuk kesana kita harus melewati berbagai macam rintangan", ujar Theressa.

Pada akhirnya Juki berjalan bersama Theressa melewati berbagai macam rintangan. Walaupun Juki ditinggal oleh ayahnya, ia tidak marah dan tetap pantang menyerah dalam menghadapi rintangan, karena dalam hati kecilnya, ia merasa tidak akan bisa sampai di posisi ini tanpa perjuangan dan kerja keras ayahnya. Namun di tengah perjalanan, Juki terjatuh ke dalam jurang yang sangat dalam dan gugur dalam perjalanannya. Ternyata Theressa sudah merencanakan hal ini. Ayah Juki yang bernama Judo sudah meninggal di tengah medan perang, ia dikenal sebagai petarung yang pemberani, karena kemuliaannya, Dewa memberi satu permintaan untuk Judo, lalu Judo meminta untuk dipertemukan dengan anaknya. Dewa menerima permintaan Judo dengan satu syarat, Dewa berkata "Jika anakmu tidak mempunyai keinginan dalam hatinya untuk bertemu kamu Judo, kamu tidak akan bertemu dengan anakmu". Judo dengan yakin menjawab "Saya yakin Dewa, anak saya mempunyai keinginan untuk bertemu dengan saya, saya bisa melihat ketika ia lahir, matanya penuh dengan kasih sayang dan ketulusan", balas Judo. Setelah itu Dewa mengabulkan permintaan Judo, dan pada akhirnya Judo dan Juki saling bertemu di alam surga, mereka hidup bahagia disana, Juki pun bertemu dengan Ibunya yang sudah meninggal sejak ia lahir.

Usaha kerja keras Juki, dan rasa syukur yang ia punya, dibalas dengan kebahagiaan yang melampaui batas, walupun sejak kecil ia merasa iri dengan teman sepantarannya, ia tidak menyerah dalam menjalani hidup, dan tetap menyebarkan aura positif terhadap lingkungan sekitarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun