Mohon tunggu...
M. Fauzan Zenrif
M. Fauzan Zenrif Mohon Tunggu... Dosen - Zenrif

Hidup Itu Belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Merah Putih Tercabak-cabik Kembali: Catatan Pinggir Anak Bangsa Pinggiran

25 Agustus 2019   12:38 Diperbarui: 25 Agustus 2019   12:46 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai salah satu saksi mata saat itu, kondisi tersebut dipicu oleh seorang anak perempuan dsri seorang ustadz diperkosa lalu dibunuh oleh seorang yang kebetulan rasnya Thionghoa. Saya kemudian membaca INI. Diceritakan lebih lengkap tentang kasus itu begini:

Pada 15 September, yang disebut "September Berdarah" oleh media-media, nasib nahas Ani Mujahidah Rasunnah, bocah berusia 9 tahun, akibat ditebas parang Benny Karre memicu kemarahan yang meluas. Benny, orang dengan masalah kesehatan jiwa tetapi kebetulan seorang Tionghoa, dibingkai "oleh pihak-pihak tertentu, orang-orang tak bertanggungjawab, untuk memancing air keruh," tulis Ratna Kustiati dan Fenty Effendi dalam Agum Gumelar: Jenderal Bersenjata Nurani (2004: 61-62).

Peristiwa itu berbuntut aksi penjarahan pada toko-toko milik warga Tionghoa. Harian Suara Pembaharuan edisi 19 September 1997 menulis kerugian akibat kerusuhan itu mencapai Rp17,5 miliar.

Konflik Sosial di Makassar. Tirto.id
Konflik Sosial di Makassar. Tirto.id

Saya kira apa yang diperkirakan sebagai kerugian itu bisa jadi lebih parah, sebab korban perasaan dan comping camping Sang Merah Putih tak dihitung sebagai sebuah kerugian. Padahal efek dari itu pergerakan ekonomi di Makassar lumpuh puh. Hubungan sosial juga menjadi tidak sebaik sebelumnya.

Bahkan akibat dari pembakaran hebat terhadap beberapa toko dan rumah di Makassar pada tahun 1997, juga menjadi trigger bagi munculnya berbagai gerakan lainnya di Indonesia. Indonesia tak boleh menyepelekan konflik di bagian paling pinggir dan bagian terkecil sekalipun...


Efek Sosial dan Politik Konflik Sosial yang Tak Tertangani Dengan Baik. Tirto.id.
Efek Sosial dan Politik Konflik Sosial yang Tak Tertangani Dengan Baik. Tirto.id.

Benderaku bisa berkibar gagah pada Pemilu Krusial Paling Demokratis pada tahun 2004 dan 2009. Tak terdengar banyak konflik sosial yang tak bisa terselesaikan masa itu. Tetapi, pada tahun 2010, tiba-tiba muncul kembali  berbagai permasalahan sosial yang mengakibatkan Merah Putih ku menangis.

Sumber: TANJUNG PRIOK 2010 by @edhanDW https://www.slideshare.net/
Sumber: TANJUNG PRIOK 2010 by @edhanDW https://www.slideshare.net/

Kini, terjadi lagi kasus yang sama pasca Pemilu 2019, bahkan bersamaan dengan Bulan Kemerdekaan Sang Merah Putih... Melihat berbagai kasus dari tahun ke tahub, apakah saudara bisa memberikan kesimpulan apa sesungguhnya yang terjsdi dengan bangsa ini...?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun