Mohon tunggu...
zendrato
zendrato Mohon Tunggu... zendrato team YouTube Channel

Kunjungi Youtube saya "zendrato TEAM" Blog : https://www.zendratoTEAM.my.id

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tugas Atasan Menjadi Beban Junior Jabatan

12 Agustus 2021   18:21 Diperbarui: 12 Agustus 2021   18:30 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi junior dalam jabatan dalam sebuah perusahaan terkadang menjadi hal yang dialami oleh beberapa orang,

Salah satunya adalah saya pribadi.

Junior dalam jabatan kadang memang sedikit menyakitkan.

Saya bekerja 1,5 Tahun sebelum dia (Senior Jabatan) kemudian di terima dengan posisi jabatan yang lebih tinggi,

Dengan dasar pendidikan yang lebih tinggi, dan juga karena ikatan keluarga, ahirnya dia menjadi atasan saya, 

dia menjabat sebagai seorang supervisor.

3 bulan pertama, semuanya masih biasa saja, namun kemudian berubah setelah dia menyadari dan mengetahui situali di lingkungan dunia kerja kami, dimana dia memiliki posisi jabatan yang lebih tinggi.

kemudian hari hari semakin terasa terbebani, pekerjaan yang sebelum sudah padat, semakin terasa padat setelah beberapa pekerjaan yang seharusnya menjadi jobdescnya dia seolah oleh menjadi tanggung jawab saya.

salah satu pekerjaan itu adalah, melakukan proses import barang.

Memang, pekerjaan ini tidaklah terlalu rumit bila barang yang kita order hanya satu jenis,

namun beda halnya dengan di perusaan tempat saya bekerja, ada terlalu banyak jenis barang yang di order,

baik dari Jerman, USA, Singapur, Malasya Australia dan beberapa negara lain.

di awal, semuanya saya kerjakan dengan iklas, dan kemudian berubah menjadi saya kerjakan dengan bersungut - sungut.

Ada hal yang membuat saya awalnya tidak berani untuk menolak, 

hal pertama, dia adalah atasan saya, walau saya tau itu bukanlah tanggung jawab saya

yang kedua, dia memiliki hubungan keluarga dengan istri pemilik perusahaan, dan bahkan yang saya dengar, dia satu sekolah sejak SD,SMP, SMA dan sampi kuliah juga sama dengan istri pemilik perusahaan.

Namun kemudian, semua yang sudah bertumpuk di halam hati, ahirnya terungkapkan oleh saya di saat yang tepat.

Dimana ada pekerjaan tambahan saya, yang memang tanggung jawab saya,

dan kemudian pekerjaan saya tersebut, punya dead line 3 bulan sejak pekerjaan dimulai.

Tibalah saatnya curhat habis habisan ke istri pemilik perusahaan ketika pekerjaan tambahan saya tidak dapat saya kerjakan sesuai dengan target yang di berikan.

Dengan semua keterbukaan tersebut, ahirnya saya tidak di bebani lagi oleh #rangkap tugas yang membebani selama kurang lebih 10 bulan.

Saran saya buat teman teman yang mungkin mengalami hal yang sama, ketika kita menghadapi situasi rangkap tugas,

akan lebih baik bila kita menolak dengan halus, atau memberikan informasi kepada atas yang memiliki posisi yang lebih tinggi.

Demikian pengalaman saya di sebuah perusahaan yang ada di Jakarta Utara.

Salam,

zendrato TEAM.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun