Mohon tunggu...
Zen Abdul Rahim
Zen Abdul Rahim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengajar dan Pembelajar sosial Ekonomi

Pembaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemuda Produktif Pembangun Bangsa

14 Mei 2021   21:06 Diperbarui: 14 Mei 2021   21:10 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ayat ini merupakan janji yang Allah berikan berupa reziki/kebahagiaan yang tidak lojik, disangka-sangka, diduga-duga bagi orang yang bertakwa. Inilah pentingnya tauhid yang dimanifestasikan pada keiman dan ketakwaan.

Lebih jauh dalam Quran dan Hadis banyak dikisahkan kesudahan orang-orang yang berpegang teguh pada tauhidullah. Sebut saja kisah ash habul kahfi dan ash-habu uhdud. 

Singkatnya, mengisahkan perjalanan kaum muda progresif yang ditindas penguasa untuk mengikuti agamnya namun merek bersikukuh secara continue dan istikomah memegang kalimat tauhid. Hingga kemudian Allah menolong dan meneguhkan kedudukan para kaum muda tersebut. 

Kisah yang sama dialami juga oleh para nabi seperti Nuh, Ibrohim, Musa dsb. Mereka adalah nabi-nabi yang memperjuangkan kalimat Tauhid bersama kaum-kaum duafa dan mustadafin untuk melawan kaum-kaum mustakbirin atau borjuis. Poinnya adalah menjadikan tauhid sebagai landasan gerakan.

Memperbanyak membaca

Membaca adalah amalan yang dahsyat, bagaimana tidak, didalam Al-Quran wahyu pertama yang diturunkan Allah melalui malaikat Jibril kepada Muhamad adalah surat Al-Alaq ayat 1 hingga 5. 

Pada saat bersamaan Muhamad dilantik menjadi Rosul tepatnya 17 Ramadhan di Gua Hiro pada usia ke 40 tahun. Wahyu ini merupakan seruan untuk membaca, mempelajari, dan mendalami venomena-venomena, kejadian-kejadian hingga peluang-peluang yang ada untuk di produktifkan. 

Membaca buku dan membaca peluang adalah hal yang penting dilakukan. Beberapa literatur menyebutkan bahwa implikasi positif bagi orang yang senantiasa membaca akan lebih berenergi, bergairah, dan lebih sehat. Tetunya kondisi yang semacam itu akan memantik produktifitas juga.

Berlomba dalam kebaikan

Mewujudkan kaum muda yang produktif tetu tidak sesingkat yang diharapkan. Didalmnya membutuhkan proses-proses yang panjang nan bergelombang, dalam istilah Tan Malaka terbentur, terbentur, terbentur dan terbentuk. berlomba dalam kebaikan (fastabikul khairat) adalah hal yang tidak kalah pentingnnya, bahkan dalam Quran surat Al-Araf ayat 56: Inna rohmataallahi karibum minal muhsinin. 

Bahwasannya Rahmat Allah sangat dekat kepada orang muhsin yaitu orang yang senantisa berbuat baik dan mentranspormasikan kebaikan itu kepada khalayak umum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun