Pendahuluan (What)
Pelaporan keuangan merupakan sarana utama bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi ekonomi kepada para pemangku kepentingan seperti investor, kreditor, dan pemerintah. Bab ini membahas aspek ekonomi di balik regulasi pelaporan keuangan, yaitu perdebatan antara pasar bebas (unregulated market) dan pasar yang diatur (regulated market).Â
Pertanyaan mendasarnya adalah: Apakah mekanisme pasar dapat secara efisien menyediakan informasi keuangan tanpa regulasi, ataukah regulasi diperlukan untuk mengatasi kegagalan pasar?
Menurut Wolk, Tearney, dan Dodd (2001), tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan dan andal untuk pengambilan keputusan ekonomi. Namun, karena adanya konflik kepentingan dan asimetri informasi, regulasi sering kali dianggap perlu untuk menjaga kredibilitas dan efisiensi pasar. Modul Prof. Apollo juga menegaskan bahwa teori ekonomi dalam pelaporan keuangan menyoroti hubungan antara informasi, insentif, biaya, dan manfaat, yang menjadi dasar pembentukan standar akuntansi.
1. Argumen untuk Pasar Tak Diatur (Unregulated Market) (Why)
Pendekatan pasar bebas berasumsi bahwa mekanisme pasar dapat mengatur dirinya sendiri tanpa perlu campur tangan regulasi formal. Dalam pandangan ini, manajer memiliki dorongan alami untuk melaporkan informasi keuangan secara sukarela karena pasar akan memberikan hukuman ekonomi (seperti kenaikan biaya modal) jika perusahaan tidak transparan.
a. Teori Agensi (Agency Theory)
Hubungan antara pemilik (principal) dan manajer (agent) menciptakan potensi konflik kepentingan. Investor menginginkan keuntungan jangka panjang dan keamanan modal, sedangkan manajer bisa saja mengejar kepentingan pribadi seperti bonus atau jabatan. Laporan keuangan berfungsi sebagai alat pengawasan dan kontrol agar pemilik dapat menilai kinerja manajer. Secara ekonomi, transparansi menurunkan agency cost karena mengurangi asimetri informasi dan meningkatkan kepercayaan investor. Ketika informasi terbuka, risiko dianggap lebih kecil, sehingga biaya modal (cost of capital) juga turun. Artinya, tanpa regulasi pun, perusahaan akan termotivasi untuk melaporkan dengan jujur karena insentif ekonominya sudah kuat.
b. Teori Sinyal (Signaling Theory)
Dalam kondisi asimetri informasi, manajer mengetahui lebih banyak tentang kondisi perusahaan dibandingkan investor. Untuk menunjukkan bahwa perusahaan mereka berkinerja baik, manajer memberikan sinyal positif melalui laporan sukarela. Informasi tambahan seperti laporan keberlanjutan (ESG), proyeksi laba (earnings guidance), dan pengungkapan risiko menjadi bentuk sinyal yang menumbuhkan kepercayaan pasar. Perusahaan yang percaya diri akan memberikan lebih banyak informasi untuk membedakan diri dari yang berkinerja buruk. Dengan demikian, laporan keuangan berfungsi bukan sekadar kewajiban administratif, tetapi alat komunikasi strategis untuk membangun reputasi dan menarik investor baru.
c. Asimetri Informasi