Mohon tunggu...
Den kiki Sunardi SH
Den kiki Sunardi SH Mohon Tunggu... Ide Penuntun

Bermain gitar akustik, Bernyanyi, Membaca, Sepakbola, Artwork, puisi, legal opinion

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Arena Rokok ; Bea Cukai VS Mafia dan Tanggapan Masyarakat

21 Juni 2025   10:53 Diperbarui: 21 Juni 2025   10:53 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Naskah Tolol Drama Pendek

Judul: Arena Rokok: Adu Argumentasi dan Suara Rakyat
Durasi: 30 menit
Tokoh:

Pak Budi (Perwakilan Bea Cukai, tegas dan serius)

Pak Joko (Mafia Rokok Ilegal, santai dan licik)

Ibu Sari (Ibu rumah tangga, vokal dan peduli)

Bapak Agus (Warga biasa, skeptis dan realistis)

Doni (Pemuda, kritis dan sinis)

Moderator (Netral, jenaka)

Adegan 1: Pembukaan Debat

(Di studio debat. Moderator berdiri, Pak Budi dan Pak Joko duduk berhadapan.)

Moderator:
Selamat malam! Kita mulai debat panas antara Bea Cukai dan mafia rokok ilegal. Pak Budi, silakan mulai.

Pak Budi:
Terima kasih. Kami dari Bea Cukai berkomitmen memberantas rokok ilegal yang merugikan negara triliunan rupiah dan membahayakan kesehatan masyarakat.

Pak Joko:
(Senyum santai) Kalau kami nggak ada, siapa yang jual rokok buat rakyat kecil? Rokok legal mahal, kami hadir sebagai solusi.

Adegan 2: Adu Argumen Pajak

Pak Budi:
Kalau begitu, kenapa tidak bayar pajak? Pajak itu untuk pembangunan!

Pak Joko:
Pajak? Duit pajak banyak yang hilang di jalan, masuk kantong pejabat korup. Kami lebih jujur, langsung ke rakyat.

Adegan 3: Suara Masyarakat Muncul

(Ibu Sari, Bapak Agus, dan Doni menonton debat lewat layar.)

Ibu Sari:
Kalau pemerintah serius, kenapa rokok ilegal masih marak? Harga rokok mahal, tapi ilegal juga banyak.

Bapak Agus:
Janji pemerintah bersih dari korupsi cuma omong kosong.

Adegan 4: Kritik Masyarakat

Doni:
Kalau aparat masih korup, memberantas rokok ilegal jadi sia-sia.

Ibu Sari:
Kami takut razia, tapi rokok legal mahal. Jadi bingung.

Adegan 5: Operasi Bea Cukai

Pak Budi:
Kami sudah operasi besar-besaran, tapi mafia licik dan punya jaringan kuat.

Pak Joko:
Kalau kami bisa masuk ke mana-mana, itu karena ada yang buka pintu.

Adegan 6: Tuduhan Balik

Pak Budi:
Kalau ada oknum korup, laporkan saja!

Pak Joko:
Lapor ke siapa? Kalau atasannya sendiri yang korup?

Adegan 7: Masyarakat Geram

Ibu Sari:
Kami yang rugi, anak-anak jadi korban.

Bapak Agus:
Kepercayaan kami pada pemerintah sudah hilang.

Adegan 8: Harapan Perubahan

Doni:
Kami butuh perubahan nyata, bukan debat tanpa akhir.

Ibu Sari:
Kami ingin hidup tenang tanpa takut razia.

Adegan 9: Komitmen Bea Cukai

Pak Budi:
Kami berkomitmen perbaiki internal dan minta dukungan masyarakat.

Pak Joko:
Perbaiki sistem dulu, beri peluang usaha legal yang terjangkau.

Adegan 10: Penutup dan Pesan

Moderator:
Terima kasih semua. Semoga ini jadi awal perubahan nyata, bukan drama berulang.

(Lampu meredup, semua tokoh saling pandang, turun panggung.)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun