Mohon tunggu...
Zaula Dzikrona
Zaula Dzikrona Mohon Tunggu... Mahasiswa ilmu komunikasi UIN Sunan Kalijaga 24107030116

halo aku seorang ekstrovert

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Warung Makan Bu Sirep: Favorit Para Penikmat kuliner di Pasar Ngasem Yogyakarta

3 Juni 2025   22:00 Diperbarui: 13 Juni 2025   12:11 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto warung makan bu sirep (sumber: dokumentasi pribadi)

Kini, hampir setiap akhir pekan atau musim liburan, antrean panjang terlihat mengular di depan warung. Menurut Mba Laila, saat hari biasa, jumlah pengunjung berkisar antara 300 hingga 400 orang per hari, sementara saat liburan bisa tembus 1.000 pengunjung lebih.

Salah satu daya tarik Warung Bu Sirep adalah lokasinya yang strategis, dekat dengan kawasan wisata budaya seperti Kraton, Taman Sari, dan Alun-Alun Kidul. Tak heran jika banyak wisatawan dari luar kota yang menyempatkan diri mampir ke sini.

"Banyak mahasiswa juga yang langganan. Tapi yang dari Jakarta, Bandung, Surabaya juga sering ke sini. Kadang mereka tahu dari media sosial, kadang dari temennya," tambah Mba Laila.

Meski sudah viral dan dikenal luas, harga makanan di warung ini tetap terjangkau. Satu porsi nasi rames lengkap hanya dibanderol sekitar Rp 15.000--20.000 tergantung lauk. Porsi besar dan rasa nikmat menjadi alasan utama pelanggan terus kembali.

Salah satu keunggulan Warung Bu Sirep adalah banyaknya pilihan lauk. Dari yang ringan seperti tahu-tempe goreng, sampai yang berat seperti empal, ayam kremes, dan sambal teri.

"Kita ganti-ganti lauk tiap hari biar enggak bosen. Tapi ada menu wajib seperti sayur lodeh dan ayam goreng yang selalu ada," jelas Laila.

Sambal menjadi komponen penting di setiap piring. Rasanya yang pedas namun tidak menyengat membuat siapa saja ingin nambah. Ditambah sayur khas Jawa yang gurih dan sedikit manis, membuat komposisinya pas di lidah siapa pun.

Meski viral, Warung Bu Sirep tetap mempertahankan nuansa sederhana dan tradisional. Meja-meja kayu yang bersih, dapur terbuka, serta suasana pasar yang hidup membuat pengunjung merasa sedang makan di rumah nenek sendiri.

"Kita sengaja enggak pindah ke tempat yang lebih modern. Biar suasananya tetap khas. Banyak yang bilang, makan di sini kayak nostalgia," ujar Laila.

Warung ini juga sering dijadikan tempat berbagi cerita antar pengunjung. Ada yang datang sendiri, ada yang rombongan, semuanya merasa disambut hangat.

Lebih dari sekadar tempat makan, Warung Makan Bu Sirep adalah warisan budaya, rasa, dan kekeluargaan. Dari seorang nenek sederhana yang menjajakan buah, hingga kini menjadi simbol kuliner khas Jogja yang diburu wisatawan, perjalanan warung ini penuh makna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun