Mohon tunggu...
Zatil Mutie
Zatil Mutie Mohon Tunggu... Guru - Penulis Seorang guru dari Cianjur Selatan

Mencintai dunia literasi, berusaha untuk selalu menebar kebaikan melalui goresan pena.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Kisah di Raudhah

6 Januari 2021   17:13 Diperbarui: 6 Januari 2021   17:22 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar latar: pinterest.com

"Aku memang salah, aku tertipu penampilan semata. Aku begitu bodoh karena tak menyadari sikapmu yang mulai menjauh waktu itu." Suaranya semakin parau. Sorot matanya pun mulai teduh.

"Gak ada yang harus disesali, Kak. Mungkin ini teguran Allah buat aku. Aku harus tetap menjaga hati dan izzah." Pelan, sambil tertunduk dan mata kian berkabut aku menjawabnya.

"Mut ... maafin, Kakak, ya ...." Sidqi mengulurkan sekuntum bunga mawar putih. "Jika Allah menghendaki, kutunggu kamu di kampus yang sama," ungkapnya lagi. Membuatku seketika terpana.

"I-insyaallah, Kak." Aku mengatupkan kedua telapak tangan ke arahnya.

Angin semilir nan lembut menutup acara perpisahan siang itu dengan satu kisah. Kisah yang hingga saat ini tak pernah menjadi nyata.

THE END

Footnote:
Santriyat: santri wanita
Santriyin: santri pria

Zatil Mutie

Cianjur, 06012021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun