Mohon tunggu...
Zata Al Dzahabi
Zata Al Dzahabi Mohon Tunggu... Penulis & Konten Kreator Multi Talenta

Melihat berbagai peristiwa dari berbagai manusia dan berbagai sudut pandang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenapa Demo Banyak yang Rusuh? Ternyata Bukan Karena SDM Rendah

26 September 2025   17:28 Diperbarui: 26 September 2025   17:28 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
potret kerusuhan pada saat demo di depan Gedung DPRD Jawa Barat (Sumber: Tribun Jabar)

Kekecewaan terhadap Sistem

Kita tentunya sering melihat aksi demonstrasi baik secara langsung maupun di media konvensional dan media sosial, seringkali demonstrasi yang pada awalnya digelar unutk menyampaikan aspirasi dan kritik terhadap kebijakan pemerintah. 

Malah berujung pada kerusuhan dan perusakan fasilitas umum, mengapa hal ini bisa terjadi? Pada dasarnya  demonstrasi berpotensi menjadi kerusuhan karena adanya faktor sistemik. 

Hal ini berkaitan dengan struktur sosial, politik, ekonomi, dan budaya, serta mekanisme kolektif yang terjadi selama aksi berlangsung. 

Demonstrasi seringkali dipicu oleh ketidakpuasan mendalam terhadap kinerja pemerintah atau ketidakadilan yang dirasakan dalam sistem politik, ekonomi, dan sosial seperti kesenjangan sosial, ketidakadilan kebijakan, atau pelanggaran HAM. 

Dioba Akdemart Sila Kharisudanya Penulis Journal of Law and Nation menjelaskan, Indonesia menganut sistem demokrasi, di mana kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat. 

Menurut Jimly Asshiddiqie (2016) kekuasaan pada dasarnya berasal dari, dikelola oleh, dan ditujukan untuk kepentingan seluruh rakyat, meskipun sistem ini tidak lepas dari berbagai kritik. 

Dalam Jurnal berjudul "Penegakan Hukum, terhadap Aksi Unjuk Rasa yang Menimbulkan Kerusakan pada Fasilitas Umum" itu dikatakan. 

Bahwa unjuk rasa atau demonstrasi yang belakangan sering terjadi kerap diwarnai dengan tindakan anarkis yang merusak fasilitas umum, perbuatan semacam ini jelas bertentangan dengan tujuan demo itu sendiri dan merupakan pelanggaran hukum.

Buruknya Kinerja Pemerintah

Ketika masyarakat merasa institusi resmi (pemerintah dan hukum) tidak lagi mewakili atau menyelesaikan masalah mereka secara efektif legitimasi institusi tersebut menurun, hal ini mendorong kelompok masyarakat untuk memilih jalur protes di luar mekanisme formal. 

Hal ini berpotensi memunculkan aksi yang lebih militan dan keras, selain itu kehadiran provokator atau penyusup yang memiliki agenda tertentu (bukan tujuan utama demonstran). 

Dapat secara sengaja melakukan tindakan kekerasan atau destruktif, sehingga memicu bentrokan dan mengubah sifat aksi menjadi anarkis. 

Dalam kerumunan massa kekerasan bisa menular melalui mekanisme imitasi atau teori pembelajaran sosial, ketika satu atau dua orang dalam massa kelompok demonstran melakukan tindakan rusuh dan agresif maka yang lain akan meniru. 

Mengutip dari Kumparan Hasse J Pengamat Politik Univeristas Muhammadyah Yogyakarta, pernah melakukan penelitian tentang kecenderungan anarkisme. 

Dalam demonstrasi mahasiswa di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, risetnya di tahun 2012 yang berjudul 'Anarkisme Demonstrasi Mahasiswa: Studi Kasus Pada Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar'. 

Hasse mencatat bahwa mahasiswa di universitas tersebut sering melakukan tindakan kekerasan seperti menutup jalan, membakar ban, dan menyerang mobil pemerintah. 

Akibatnya Hasse menyebutkan bahwa demonstrasi Mahasiswa UIN Alauddin menunjukkan tren kekerasan yang paling cepat, ini membuat publik Makassar memberi stigma negatif kepada mereka. 

Hasse menyimpulkan kekerasan muncul, karena pemerintah sering mengabaikan aspirasi yang disuarakan, menurutnya mahasiswa merasa kekerasan merupakan cara yang efektif agar aspirasi mereka didengar.

 

Demo di Negara Maju

Lalu bagaimana dengan demo yang terjadi di negara-negara maju? Apakah relatif lebih tertib karena SDM di sana lebih berkualitas atau justru sama saja?, faktanya demonstrasi di negara-negara maju juga sering berujung kerusuhan. 

Meskipun frekuensi dan konteksnya mungkin berbeda dengan Indonesia, data global menunjukkan bahwa protes dan kerusuhan (kekerasan kolektif) adalah tren global yang meningkat di seluruh dunia. 

Termasuk di negara-negara maju (sering disebut sebagai negara "Barat" atau memiliki institusi demokrasi yang kuat), contohnya Amerika Serikat dicatat sebagai salah satu negara yang paling sering  terjadi demo besar. 

Protes seringkali berujung kekerasan dan konflik, seperti aksi Black Lives Matter (2020) protes terhadap rasisme dan kebrutalan polisi ini di berbagai kota diwarnai dengan kerusuhan. 

Rehia Sebayang Jurnalis CNBC Indonesia menjelaskan, pada Minggu 27 Oktober 2019, demonstrasi besar-besaran anti-pemerintah terjadi di Hong Kong. 

Aksi protes ini dipicu oleh penolakan terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) Ekstradisi sejak Juni, sering diwarnai bentrokan antara demonstran dan polisi setiap akhir pekan. 

Seperti dilaporkan oleh South China Morning Post dampak dari protes yang berlarut-larut ini, adalah kekacauan ekonomi di wilayah China tersebut. 

Banyak bisnis menderita kerugian karena terpaksa tutup selama demo bahkan dikhawatirkan ekonomi Hong Kong terancam memasuki resesi, demo besar tidak hanya melanda Hong Kong tetapi juga terjadi di beberapa wilayah Amerika dan Eropa selama 2019. 

Di Inggris krisis politik yang disebabkan keputusan Brexit (keluarnya Inggris dari Uni Eropa), memicu puluhan ribu warga turun ke jalanan London untuk menuntut kejelasan kepada pemerintahnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun