Mohon tunggu...
Zata Al Dzahabi
Zata Al Dzahabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis, Content Creator, Podcaster

Introvert yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Negara Maju Susah Punya Anak, Kok Bisa?

7 Juli 2023   21:25 Diperbarui: 17 Agustus 2023   18:26 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: DestinAsian Indonesia (ilustrasi kehidupan perkotaan Jepang sebagai negara maju yang mengalami penurunan populasi)

Angka Kelahiran di Negara Maju Menurun

Menurunnya angka kelahiran di negara-negara maju disebabkan karena banyak faktor sosial ekonomi dan budaya, ada 3 faktor yang paling umum menjadi penyebab penurunan angka kelahiran ini. 

Pertama adalah akses pendidikan dan kesadaran masyarakat di negara maju yang umumnya lebih unggul dan kesadaran akan rencana keluarga lebih berkembang, perempuan di sana punya kesempatan lebih besar untuk mendapat pendidikan. 

Dengan begitu mereka bisa membangun karir dan fokus di situ, sehingga memilih untuk menunda menikah dan berkeluarga karena bagi mereka pendidikan dan karir itu jauh lebih penting. 

Kedua adalah urbanisasi dan gaya hidup perkotaan, di negara-negara maju terjadi perpindahan penduduk dari desa ke kota secara besar-besaran yang membuat masyarakat mengikuti gaya hidup perkotaan. 


Mereka menjadi lebih individualis dan cenderung melupakan nilai-nilai tradisi, dari kampung halamannya yang dulu dipegang kuat oleh keluarganya. 

Nilai atau tradisi dari kampung halaman yang menekankan untuk segera berkeluarga dan punya anak, mulai ditinggalkan oleh mereka tergantikan oleh ideologi modern yang terbentuk dari gaya hidup orang-orang kota. 

Ketiga adalah meningkatnya biaya hidup, di negara maju biaya hidup memang cenderung tinggi dan terus meningkat setiap tahunnya. 

Mulai dari biaya perawatan kesehatan, pendidikan, membeli rumah, sampai makan sehari-hari juga meningkat, ini yang membuat seseorang berpikir berkali-kali sebelum memutuskan untuk punya anak. 

Aspek ekonomi adalah yang paling sering menjadi pertimbangan sebelum memutuskan untuk berkeluarga dan memiliki anak, seseorang akan lebih fokus mematangkan ekonominya terlebih dahulu sebelum berkeluarga.

Mengutip dari National Library of Medicine dalam artikel berjudul 'Declining birth rate in Developed Countries: A radical policy re-think is required' ada kekhawatiran muncul, mengenai penurunan angka di negara maju. 

Tingkat kelahiran selama 15 tahun terakhir cenderung lebih tinggi di negara-negara berkembang, meskipun angka kematian ibu dan anak  di sana juga tinggi, di negara berkembang anak-anak dianggap sebagai kebutuhan. 

Karena anak-anak dianggap sebagai penerus generasi dari orang tua dan kelak akan menjadi kebanggan, mereka juga diharapakan sebagai yang akan merawat dan menjaga orang tuanya ketika sudah tua.

Rendahnya Angka Kelahiran di Eropa

Ada banyak faktor yang menyebabkan negara-negara eropa mengalami penurunan angka kelahiran selama beberapa tahun terakhir, berikut 3 diantaranya:

  • Perubahan demografis: perkembangan penduduk di eropa telah berubah secara signifikan selama 10 tahun terakhir, ini disebabkan karena peningkatan harapan hidup, perubahan gaya hidup, dan ideologi pemberdayaan perempuan. Banyak pasangan yang memlih untuk memiliki sedikit anak bahkan tidak sama sekali, karena mereka ingin lebih fokus berkarir, meningkatkan pendidikan, dan menjadi lebih mandir secara finansial.
  • Perubahan peran perempuan: di budaya masyarakat eropa peran perempuan telah berubah derastis, perempuan tidak lagi dianggap sebagai ibu rumah tang saja tapi juga berhak mengejar karir dan memperoleh kemandirian finansial. Sehingga mengubah prioritas dan pandangan hidup setiap pasangan untuk segera punya anak, bahkan banyak juga yang menunda menikah.
  • Biaya hidup yang tinggi: seperti yang dijelaskan sebelumnya biaya hidup di eropa khususnya di kota-kota besar relatif mahal, biaya membeli rumah, pendidikan, dan perawatan kesehatan yang sangat tinggi. Membuat banyak pasangan yang memilih untuk menunda punya anak, karena beban finansial mereka yang masih banyak di sisi lain pendapatan mereka juga belum terlalu banyak.

Iman Fadhilah Jurnalis Kompas.com menjelaskan bahwa orang-orang eropa umumnya terbiasa bekerja selama 8 jam dalam sehari, perempuan-perempuan di sana bekerja sekaligus mengurus anak di rumah. 

Hal ini yang membuat kebanyakan perempuan punya beban ganda dan biasanya akan menghambat karir mereka, di sana setiap waktu bekerja dan mengurus anak harus dibagi rata antara istri dan suami sesuai perjanjian mereka berdua. 

Ini menyebabkan satu keluarga atau pasangan tidak akan punya anak, apabila ada salah satu pihak baik istri maupun suami yang tidak setuju untuk punya anak.


Negara dengan Angka Kelahiran Terendah

Berdasarkan data dari The World Factbook tahun 2022 negara-negara yang memiliki angka kelahiran rendah kebanyakan adalah negara-negara maju di eropa dan asia timur, berikut ini adalah 5 negara diantaranya:

  • Monako: negara yang berbatasan dengan Perancis ini memiliki angka kelahiran 6,7 per 1.000 penduduknya, membuat negara dengan warna bendera mirip seperti Indonesia menjadi salah satu negara dengan angka kelahiran terendah di dunia.
  • Jepang: Negeri Sakura ini mengalami penurunan populasi selama beberapa dekadi terakhir saat ini angka kelahiran di Jepang, sekitar 7,8 kelahiran per 1.000 penduduk.
  • Spanyol: Negeri Matador ini juga telah mengalami penurunan angka kelahiran derastis sejak 10 tahun terkakhir, saat ini angka kelahiran Spanyol adalah 8,8 kelahiran per 1.000 penduduk.
  • Singapura: negara di sebelah selatan semenanjung Malaysia ini juga memiliki angka kelahiran yang rendah, perubahan pandangan hidup masyarakat disesbabkan meningkatnya biaya hidup, menjadi penyebab menurunnya angka kelahiran negara ini, dari tahun ke tahun.
  • Korea Selatan: Negeri Ginseng ini juga tercatat sebagai negara dengan angka kelahiran terendah di dunia, beban kerja yang tinggi dan meningkatnya biaya hidup menjadi faktor paling berpengaruh terhadap penurunan angka kelahiran di negara ini.

 Jurnalis Katadata.co.id Iftitah Nurul Laily menjelaskan bahwa di saat tingkat kelahiran di suatu negara menurun jumlah orang-orang berusia produktif untuk kerja meningkat, sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Tapi di sisi lain berdasarkan penelitian dari Harvard School of Public Health rendahnya angka kelahiran, menyebabkan ketimpangan sosial yang semakin besar disebabkan perbedaan pendapatan setiap pekerja tanpa dimbangi regenarasi pekerja.


Rekor Terendah Jepang

Data terakhir sampai September 2021 angka kelahiran di Jepang menurun secara signifikan selama beberapa dekade terakhir, ini dimulai pada tahun 2020 Negeri Sakura ini mencatat angka kelahiran terendah sepanjang sejarah. 

Yakni sekitar 846 ribu kelahiran dalam setahun dan dari sini angka kelahiran terus menurun sampai tahun ini, bisa dibilang kini Jepang sedang mengalami penurunan populasi yang sangat derastis. 

Tomy Kurnia Jurnalis Liputan 6 menjelaskan angka kelahiran Jepang yang terus menurun, lebih cepat dari perkiraan pemerintah dari National Intitute of Population and Security Research. 

Mereka memperkirakan pada 2017 angka kelahiran sekitar  860 ribu kemudian baru akan turun ke bawah 800 ribu, pada tahun 2030 nanti. 

Semakin rendahnya angka kelahiran di Jepang berdampak pada aliran dana jaminan sosial mulai dari asuransi kesehatan sampai dana pensiun, penyebabnya selain pandemi Covid-19 adalah karena anak-anak muda di sana yang berusia 20-30 tahun, punya banyak kekhawatiran besar tentang pernikahan dan kehamilan. 

Ini merupakan masalah serius bagi Jepang karena dengan angka kelahiran yang terus menurun, mereka akan mengalami penrunan populasi dan dari penurunan populasi itu akan menghambat pertumbuhan ekonomi. 

Pemerinah Jepang sejauh ini telah berusaha mendorong peningkatan angka kelahiran, salah satunya dengan memberikan insentif dan subsidi bagi rakyatnya yang punya keluarga dan anak. 

Namun upaya tersebut belum berhasil meningkatkan angka kelahiran di Jepang, nyatanya mereka masih mengalami penurunan populasi dari tahun ke tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun