Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Lampu di Kampung Ibu

28 November 2022   13:33 Diperbarui: 29 November 2022   19:46 1037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lihat langit, Nak!"

Mataku mengikuti tatapan ayah. Menengadah.  Bias jingga terlihat di balik punggung Bukit Barisan. Agaknya, benih-benih hujan masih terlelap di bilik persembunyian.

Mata ayah masih bertahan menikmati jejak matahari yang perlahan meredup di ufuk barat. Bilang ayah, senja pertama setelah nyaris satu minggu, hujan betah berlama-lama mengunjungi kampungku.

"Akhirnya, lampu langit padam!"

Tak seperti nyala bara di tungku. Saat perapian padam, yang bersisa abu pembakaran berwarna kelabu. Lampu langit padam meninggalkan gelap. Dan senyap.

Tanpa suara, sesaat Ayah beringsut dari bangku. Tangannya meraih gelas, tergesa menandaskan cairan pekat kopi hingga terlihat ampas. Tiba-tiba, Ayah berdiri di hadapku. Tangannya menunjuk lima gelas kosong di lantai.


"Hayuk masuk! Saatnya, menitip cerita ke langit!"

Tak berubah! Itu cara ayah memberitahu waktu maghrib telah tiba. Diam-diam, lengan kiri ayah singgah di bahuku, memaksa langkah kakiku ikut bergerak menuju pintu. Seakan memberi tanda, ayah selalu ada, jika dingin malam bertamu.

***

"Mantap!"

Dua jempol dan satu senyuman Ayah menyambutku, yang mengiringi langkah ibu.  Aku tahu, tatapan ayah tertuju ke tanganku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun