Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Anak Menjadi Taman dan Teman Bermain, Mungkinkah?

20 Mei 2021   00:39 Diperbarui: 22 Mei 2021   01:00 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Orangtua dan Anak (Sumber gambar: pixabay.com)

Masalah muncul, ketika tak ada pakem yang sempurna dalam makna "menjaga" tersebut. Hal yang berlaku umum, tak bisa diterapkan pada kasus-kasus khusus. Atau sebaliknya. 

Mungkin saja berlaku tepat pada satu orang, akan berbeda pada yang lain. Atau, niatnya menjaga amanah, ternyata berujung musibah?

Kedua, Anak adalah Investasi

Sebagian orangtua, tak hanya menganggap anak sebagai amanah. Namun juga sebagai investasi masa depan. Baik untuk anak itu sendiri, atau bagi orangtua.

Akhirnya, orangtua ada yang "memaksakan diri", melakukan apapun. Agar anak berhasil. Bahkan di luar kendali atau kemampuan diri. Entah ranah edukasi atau berupa materi. Kalimat paling umum terdengar adalah, "Demi anak!"

Masalah muncul, ketika ternyata hal yang sudah dilakukan, tak sebanding dengan apa yang didapatkan. Beragam usaha, ternyata tak sesuai harapan.

Jika itu yang terjadi. Orangtua merasa kecewa, anak pun akan kecewa dengan diri sendiri. Maka, interaksi antara anak dan orangtua akan terasa hampa, juga nirmakna.

Ketiga, Anak Wujud Ambisi dan Gengsi

Pernah lihat ajang lomba peragaan busana anak TK? Coba bandingkan wajah dan perilaku anak serta orangtua.

Terkadang, anak tak tahu apa yang mereka lakukan di atas panggung. Yang mereka mengerti, mereka didandani, dan diminta berjalan lenggak-lenggok, sesekali berputar, dan ajukan senyuman.

Bagaimana dengan tingkah orangtua? Mereka menjadi sosok paling sibuk! Sejak dari rumah hingga di belakang atau di bawah panggung! Menirukan gaya, berteriak atau apapun itu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun