Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Buku dan Sejarah yang Tak Pernah Berkuasa

22 September 2020   17:49 Diperbarui: 22 September 2020   17:55 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku dan penunjuk waktu (Illustrated by Pixabay.com)

***

"Kita pulang, yuk?"

Mang Edi mengambil gelas di hadap dudukku. Mereguk kopi, bersisa setengah dan sudah dingin. "Hujan mengundang sepi," kalimat sakti dari Mang Edi terbukti malam ini. Pasar malam hanya diramaikan titik-titik hujan, tapi sepi pengunjung.

"Terserah Mamang!"

"Kapan kau ujian?"

Mata Mang Edi melirik buku di tanganku. Setelah dianggap lulus kursus, Mang Edi selalu mengajakku untuk tampil di panggung pasar malam. Namun, malam ini  tak ada pertunjukan dengan alasan hujan.

"Senin, Mang!"

"Kau aneh! Calon guru malah belajar sulap!"

Kubiarkan, Mang Edi tertawa puas sambil merapikan peralatan sulap. Karena ia tahu, trik-trik sulap pun bisa dimanfaatkan bagi calon guru sepertiku. Setidaknya, untuk menarik minat siswa, saat mereka merasa lelah atau ada pelajaran yang membuat jenuh.

"Mamang bisa menyulap sejarah?"

Pluk! Plak! Pluk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun