Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mudahnya Mencari Alasan dan Dahsyatnya Wejangan "Jangan Cari Masalah"!

11 Maret 2020   17:25 Diperbarui: 12 Maret 2020   02:07 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrated by pixabay.com

Percakapan seperti ini, acapkali dilakukan oleh mahasiswa jelang semester akhir. Bertanya kepada para senior, dosen yang akrab, kepada dosen pembimbing akademik. Atau orang yang dianggap mengerti.

Jika ditanya, apa hambatan menyusun skripsi? Jawabannya nyaris seragam, "Susah cari judul!"

Sesungguhnya yang dialami, adalah kesulitan menangkap fenomena yang kemudian menjadi "masalah". Padahal, jika jeli mencari atau merumuskan masalah, maka judul tak akan sulit. Ujungnya, dua semester dihabiskan dengan bertempur mencari judul dan merumuskan masalah.

Ilustrated by pixabay.com
Ilustrated by pixabay.com
Fenomena atau Penyakit Sosial?

Jika melihat gejala sosial yang terjadi saat ini. Maka penjelasan dengan menggunakan kata "alasan" lebih diperhatikan. Dari pada menguraikan tentang sesuatu berdasarkan akar masalah yang terjadi.

Lihat aja, jika pejabat publik memberikan keterangan atau konferensi pers. Apapun yang akan atau sudah dilakukan. Maka pertanyaannya adalah, "apa alasannya?" Dan, diharapkan keingintahuan publik tertutupi dengan alasan-alasan.


Eh, jejangan, alasan itu adalah masalah yang sesungguhnya? Sehingga ketika diajak memecahkan masalah, yang hadir malah anak-anak masalah? Bukannya menemukan akar masalah sebenarnya untuk merumuskan solusi.

Aih, entahlah. Sependektahuku. Mudahnya mencari alasan, tak segampang mencari masalah. Walau terkadang mencari alasan juga bakalan posisi serba salah dan serba susah. Seperti lagu berikut ini.


Curup, 11. 03. 2020

Zaldychan

[ditulis untuk Kompasiana]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun