Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Masa Kecil, Kecemasan Orangtua dan "Rahasia" Makan bersama Keluarga

24 Februari 2020   16:44 Diperbarui: 24 Februari 2020   18:09 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

"Keluar lagi, Nak!"
"Assalamu'alaikum, Ayaaah..."
"Wassalam, Ghantenk!"

Begitulah! Wajah anakku akan memerah, dan kembali melangkahi pintu rumah serta ajukan tangannya buat bertukar salam. Karena menyadari, masuk rumah lupa ucapkan salam. Dan, mereka tahu. Aku orang yang "ganas" urusan ucapan salam.

Mengucapkan salam, mungkin hal remeh bagi orang lain. Namun bagiku, itu adalah ajaran warisan orangtuaku. Masa kecil dulu, teman-temanku jika main ke rumah, sebelum masuk akan saling mengingatkan. "Jangan lupa ucapkan salam dan bersalaman!" Ahaaay...  

Kukira, setiap orangtua, akan memilih dan memilah hal-hal baik dari keluarga besarnya, buat anak keturunannya, kan? Susah? Lumayan! Karena dulu orangtuaku juga mengajari nilai-nilai itu dengan keras! Hiks..

Aku tak membahas tentang manfaat, tujuan atau nilai-nilai yang terkandung dalam ucapan salam atau bersalaman, tapi dua hal itu, adalah  "pembiasaan atau tradisi" dari keluarga besar. Kemudian aku teruskan kepada anakku.

Sekarang aku mengerti, mungkin seperti orangtuaku dulu. Ada kekhawatiran dan kecemasan besar yang hadir. Jejangan aku dan anakku, atau antar anakku akan hadir "kesenjangan" di antara mereka.

Jika tak kumulai sejak dini, kesenjangan itu akan menjadi jurang yang dalam. Ketika aku semakin tua, ketika tubuh dan tenaga semakin melemah, dan semua anak-anak sibuk dengan urusan masing-masing.

Illustrated by pixabay.com
Illustrated by pixabay.com
Mewariskan Tradisi Keluarga Sejak Usia Dini

Banyak kasus hadir pertengkaran antar saudara, ketika orangtua telah tiada. Bukan melulu urusan harta warisan. Kukira ada hal sederhana yang menjadi pemantik kesenjangan di dalam keluarga.

Pertama. Meregangnya komunikasi. Ikatan terkuat dalam sebuah keluarga adalah "cairnya" komunikasi dalam interaksi antar anggota keluarga. Hingga tak ada "api dalam sekam" atau "bom waktu" yang setiap saat siap meledak.

Acapkali, tersendatnya komunikasi menjadi hulu ledak perpecahan dalam keluarga. Ucapan salam yang berbalas dan sentuhan personal saat bersalaman, kukira bisa menjadi media "pencairan" interaksi antar anggota keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun