Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menakar Karakter Anak di Lingkungan Sosial

27 Juli 2019   10:34 Diperbarui: 27 Juli 2019   13:39 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

"Anak bukan butiran air, yang mampu dengan cepat beradaptasi pada aneka bentuk wadahnya".

Sebelumnya, terima kasih dariku untuk rekan-rekan Kompasianers juga Mas dan Mbak admin Kompasiana, tulisanku "Karena Harapan, Anak jadi Korban?", ternyata melahirkan diskusi hangat di media sosial milikku. Baik diskusi japri maupun melalui grup.

Salah satunya, faktor lingkungan sekitar. Atau biasa kusebut lingkungan sosial, serta pengaruhnya terhadap anak. Dan, aneka diskusi itu aku refleksikan dalam tulisan ini. Semoga berkenan, ya?

Berbicara tentang lingkungan, bagi seseorang termasuk anak-anak jadi unlimited! Gegara, apapun yang di luar diri seseorang adalah lingkungan.

Anak-anak, awalnya mengenal lingkungan keluarga sebagai tahapan pertama. Lingkungan sekolah untuk tahap kedua. Dan tahapan ketiga adalah lingkungan sosial, sebagai lahan terakhir "penanaman karakter" bagi anak. Nah, kali ini, aku membahas tentang anak dan lingkungan sosial.

Illustrated by pixabay.com
Illustrated by pixabay.com
Ukuran Lingkungan Sosial Adalah "Konsensus" atau "Kesepakatan Bersama".

Lingkungan sosial, idealnya sebagai arena pembuktian teoritis-praktis bagi anak, setelah melalui tahapan di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Kemudian, menjadi sarana refleksi sikap, prilaku, kepribadian serta mengukur sistem nilai sebagai bagian dari anggota masyarakat.


Sehingga, anak mampu memutuskan sendiri, apa yang baik dan buruk, benar dan salah, atau pantas dan tak pantas bagi dirinya juga orang-orang di sekitarnya.


Namun, tak semua anak memiliki kesempatan mengecap kehangatan sempurna lingkungan keluarga. Pun, tak semua anak mengecap sekolah yang menawarkan proses pembelajaran istimewa. Iya, kan?


Maka, lingkungan menjadi pilihan alternatif, agar anak memiliki karakter yang diinginkan. Benarkah begitu? Coba kita simak contoh berikut ini :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun