"Jika yakin benar. Aku di pihakmu!"
Pak Il tersenyum. Sosok dosen senior. Advokad, mantan aktifis Dewan Mahasiswa juga Menwa. Kuanggap mentorku. Dua tahun, aku di latih spartan. Belajar analisa kasus yang beliau tangani. Punya karakter khas dan keras, jika kata unik tak pantas. Bak duri. Tajam di luar, lembut di dalam.
Hingga tiga semester usia skripsiku. Saat kukibarkan bendera perang. Pak Il, lakukan pembiaran. Dan tertawa, ketika kulakukan gencatan senjata.
"Siap Ujian?"
"Insyaallah..."
"Jangan bikin malu!"
"Siap!"
"Jangan turunkan standar!"
"Haha..."
"Serius!"
Aku tertawa. Anggukkan kepala. Tetiba, Pak Il alihkan wajahnya padamu. Kau tak siap. Wajahmu berubah pasi. Kau tertunduk berdiri kaku.