Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Lelaki dan Subuh Terakhir

17 Januari 2019   10:20 Diperbarui: 17 Januari 2019   12:26 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


kaki lelaki itu dipaksa kukuh. berdiri tegak menopang renta tubuh. ajukan segaris senyum disudut bibir. mengenang subuh terakhir.

"aku lelakimu, tak kan berlari!"

Lelaki itu sembunyikan asa. lupakan rindu di ujung senja. tak lelah jejaki hari. tigapuluh tujuh purnama subuh terlewati.

"kuingin sepertimu!"

usai hujan, di tepi pusara istri. lelaki itu memeluk sunyi pagi. tak kuasa menyingkap tabir takdir. tak lagi menanti subuh untuk bisikan kata akhir.

"aku tak lagi lelakimu, maafkan aku!"

Curup,
17.01.2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun