Mohon tunggu...
Zaki Nabiha
Zaki Nabiha Mohon Tunggu... Administrasi - Suka membaca

Karena suka membaca, kadang-kadang lupa menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jokowi dan Potensi Santri Mewujudkan Daulat Pangan

22 Oktober 2019   14:25 Diperbarui: 22 Oktober 2019   16:50 1034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasil riset Manfred Oepen yang kemudian dibukukan dalam Dinamika Pesantren: Dampak pesantren dalam pendidikan dan pengembangan masyarakat, menjelaskan ada tiga alasan utama bahwa Ponpes harus ikut andil dalam pengembangan masyarakat. 

Pertama, motif keagamaan dimana pengabdian kepada Tuhan juga harus diikuti pemberdayaan masyarakat menuju kesejahteraan keluar dari jerat kemiskinan yang mendekatkan kepada kekufuran, kedua, motif sosial, diharapkan adanya modal sosial sinergi saling membantu yang menjadi salah satu unsur tradisional kebudayaan petani dan ketiga,unsur Politik sebagai sarana mempertahankan basis keuasaan wilayah lokalnya.

Salah satu contoh keberhasilan bagaimana Ponpes berhasil mengkonsolidasi santri dan masyarakat sekitarnya dalam bentuk kelompok-kelompok tani adalah Ponpes Al Ittifaq yang didirikan KH Mansyur pada 1 Februari 1934, di kampung Ciburial, desa Alam Endah, kecamatan Ciwidey, kabupaten Bandung, sekarang dilanjutkan oleh cucunya, KH Fuad Affandi.

Al Ittifaq yang lebih dikenal sebagai pesantren Agrobisnis adalah satu potret dari sekian banyak Ponpes yang mampu membaca potensi lingkungan sehingga Ponpes bukan hanya menjalankan kewajibannya mendidik santri tapi juga berhasil memproduksi komoditas pertanian dengan nilai keunggulan kompetitif dan komparatif. Setidaknya jaringan super market seperti Hero/Giant, Makro dan swalayan yang ada di Jawa Barat bermitra dengannya untuk mensuplai kebutuhan sayuran dengan omzet per bulan mencapai Rp 300 juta.

Akhir April 2019 silam. Kementerian Pertanian meluncurkan Gerakan Santri Tani Milenial. Salah satu upaya Kementan dalam melakukan regenerasi petani ditengah kebutuhan pangan semakin tinggi dan laju pertumbuhan penduduk  yang cepat. Gerakan tersebut melibatkan kurang lebih satu juta petani milenial yang tergabung dalam 40.000 kelompok petani. Mereka tersebar di seluruh provinsi di Indonesia dimulai dari Aceh sampai ke Papua, dan dibagi dalam zona kawasan jenis komoditas pertanian mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. 

Melihat potensi Ponpes sekarang dan berkaca pada sejarah terkait perannya sebagai lokomotif perubahan di masa kolonial hingga menghantarkan bangsa ini ke gerbang kemerdekaan, kita berharap Ponpes bisa berperan lebih besar dengan menjadikan Ponpes sebagai pusat pendidikan sekaligus kemandirian pangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun