Mohon tunggu...
Zairiyah kaoy
Zairiyah kaoy Mohon Tunggu... Penulis - Hipnoterapis, penulis buku seberapa kenal kamu dengan dirimu, bahagia dengan pemetaan pikiran.

Manusia sulit berpikir positif mengenai orang lain ketika ia berada pada muatan emosi negatif yang sangat kuat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sebab Terjadinya Perbudakan Pikiran

16 September 2022   16:45 Diperbarui: 17 September 2022   00:00 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkadang hati dan pikiran tenang serta damai, terkadang juga risau tidak menentu. Itulah manusia yang didominasi oleh pikiran dan perasaan di dalam dirinya. Tidak ada manusia yang stabil pada level energi yang selalu positif, karena manusia juga dilengkapi dengan dua arah yang berlawanan yaitu positif dan negatif (hukum polaritas). Kedua arah ini merupakan realita yang harus dihadapi di dalam macrocosmos dan microcosmos.

Pikiran ada pada otak dan perasaan ada pada jantung, keduanya memiliki sel otak (sel otak di kepala dan sel otak di jantung). Jumlah sel otak manusia terdiri dari 100 milyar neuron dan sekitar 1 triliiun glia (sel pendukung) yang membantu neuron. 

Menurut penelitian di Institute of HeartMath menemukan lebih dari 40.000 saraf (neuron) sel otak pada jantung dan memiliki kekuatan lebih kencang dari pada sel pada otak di kepala, disebabkan karena jantung kerap dialiri darah yang mengatur seluruh fungsi organ di dalam tubuh.   

Keduanya memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mengatur seluruh fungsi tubuh dan juga sebagai pengelola energi yang bersumber dari alam semesta. Dapat dibayangkan bila otak dan jantung (pikiran dan perasaan) tidak dijaga dengan baik, tentunya fungsi tubuh dan penyerapan serta pelepasan energi dari dalam tubuh dapat berakibat fatal bagi diri sendiri dan tentunya melibatkan manusia di sekitarnya.

Pikiran dan perasaan yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan, rezeki, hubungan sosial, rumah tangga dan lainnya. 

Apa yang terjadi bila pikiran dan perasaan tidak dijaga dengan baik? Seperti apa perbudakan pikiran dan perasaan terjadi dalam kehidupan sehari-hari? Mengapa manusia sulit keluar dari pikiran yang negatif dan bagaimana agar manusia mudah memperoleh energi positif dalam kehidupannya? Berikut penjelasannya.

Pikiran dan Perasaan yang Tidak Dijaga dengan Baik

Kita tentunya sering melakukan rutinitas dengan mengulangi kerisauan yang sama setiap harinya, karena kita berpikir hidup ini hanya dilalui dengan sekedar menghabiskan waktu dan terkadang tanpa manfaat. 

Bergosip ke sana kemari, berkeluh kesah tanpa memikirkan solusi, bertemu dengan orang-orang yang kurang baik perangainya, menonton berita tentang pembunuhan, perampokan dan berita menyeramkan lainnya. Tanpa kita sadari, kita telah meracuni diri terus menerus dengan hal-hal tersebut, lalu galau dan mulai menyalahkan orang lain karena merasa tidak tenang dan resah.

Bahan cerita dan tontonan terserap ke dalam pikiran dan cenderung menguap setiap detik untuk diulas kembali oleh otak kita dan mengubah mood baik menjadi tidak karuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun