Mohon tunggu...
Zahra
Zahra Mohon Tunggu... -

Sederhana

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Hujan Bulan Juni: Sepilihan Sajak Sapardi Djoko Damono

27 Mei 2014   17:10 Diperbarui: 4 April 2017   17:37 9511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Duh, saya pengen banget deh bisa membuat puisi seindah puisinya SDD. Karena itu gaya penulisan puisi SDD bener-bener sangat menginspirasi. Yap, saya banyak belajar dari karyanya SDD, suka dengan pilihan kata yang sederhana.

Berbicara mengenai pemilihan kata dalam karyanya SDD, jika dicermati disebagian sajaknya banyak menggunakan unsur alam seperti hujan, bunga, angin, kabut dan lain-lain. Dan hujan, cukup banyak menghiasi karyanya, berikut beberapa judul sajak dalam buku ini yang memakai kata 'hujan'.

Hujan turun sepanjang jalan
Hujan dalam komposisi, 1
Hujan dalam komposisi, 2
Hujan dalam komposisi, 3
Di beranda waktu hujan
Percakapan malam hujan
Kuhentikan hujan
Sihir hujan
Hujan bulan Juni
Hujan, jalak dan daun jambu

Hujan tidak hanya digunakan dalam judul, namun juga banyak terselip dalam berbagai puisinya. Seperti dalam puisi 'Pada suatu pagi hari', SDD mampu membahasakan rintik hujan menjadi sesuatu yang mampu melarutkan rasa. Saya suka bahasa sederhana SDD dalam mendeskripsikan suasana hati dengan rintik hujan.

PADA SUATU PAGI HARI

Maka pada suatu pagi hari ia ingin sekali menangis sambil berjalan tunduk sepanjang lorong itu. Ia ingin pagi itu hujan turun rintik-rintik dan lorong sepi agar ia bisa berjalan sendiri saja sambil menangis dan tak ada orang bertanya kenapa.

Ia tidak ingin menjerit-jerit berteriak mengamuk memecahkan cermin membakar tempat tidur. Ia hanya ingin menangis lirih saja sambil berjalan sendiri dalam hujan rintik-rintik di lorong sepi pada suatu pagi.

(1973)

'Pada suatu pagi hari', sederhana bukan judulnya. Pun pilihan kata dan gaya bahasanya yang naratif begitu sederhana. Hingga mampu membuat saya terlarut saat membacanya. Puisi SDD laksana cermin isi hati yang mewakili ungkapan rasa pembacanya. Memaknai puisi ini selayaknya perasaan yang mungkin dialami oleh sebagian dari kita kala kesedihan mendera, air mata dan hujan mampu menghadirkan suatu perasaan melankolis (ehm jadi inget lagu lawas Rain and Tears).

Sekarang lanjut ke puisi berikutnya, siapa yang tidak mengenal puisi 'Aku Ingin'? sebuah puisi yang sangat popular dan seringkali dicetak dalam undangan pernikahan. Pilihan kata dalam puisi ini juga ada unsur hujan menghiasi larik-larik sederhana yang terangkai indah dan syahdu.

AKU INGIN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun