Mohon tunggu...
Zainal Tahir
Zainal Tahir Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi

Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gorengan di Tepi Jalan

14 Oktober 2019   11:48 Diperbarui: 14 Oktober 2019   20:05 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hati saya terperangah, setelah membayangkan harga sepiring kecil pisang goreng yang mungkin hanya dua biji dipotong-potong kecil, di Yakun Kaya Toast yang sering saya tempati nongkrong sambil ngopi di Plaza Indonesia itu, tak kurang dari Rp. 30.000.-

"Jadi berapa kau dapat pembeli dalam sehari dengan jualan gorengan seperti ini?" tanya saya lagi.

"Sejuta sehari, kadang-kadang lebih," kali ini Asmah yang menyahut.

"Wah lumayan juga, berarti bisa kau untung tiga ratus ribu sehari," ucap saya.

"Lebih lagi, Kak. Di atas lima ratusan. Keuntungan jual makanan begini di atas seratus persen," ungkap Suardi.

Saya termangu-mangu. Bangga juga saya melihat usaha pasangan suami istri ini. Salut juga saya melihat kerja keras meraka di tengah tabiat begitu banyak ASN yang tidak kreatif dan banyak yang mengambil jalan pintas dengan melakukan cara-cara tak halal dan melanggar hukum.

Lantas, bagaimana cara mereka mengatur waktu antara jualan gorengan dengan kewajiban sebagai sipir penjara?

"Bisalah, Kak. Jadwal kerja sipir penjara itu ada yang masuk pagi, siang dan jaga malam. Setelah jaga malam, libur sehari. Saya dan Asmah tak pernah bersamaan jaganya. Jadi bisa diatur waktunya," jelas Suardi.

Wow, luar biasa. Hebat!

"Jangan kau makan uang haram dari penjara. Jangan kau coba-coba sentuh barang laknat seperti narkoba, apalagi membantu para pengedar menjalankan aksinya dalam penjara. Engkau bisa celaka nanti kalau kau terlibat di situ. Jangan kau coba-coba, Dek!" Begitu ultimatum saya saat pertama mereka jadi sipir penjara sekitar tahun 2005 lalu.

Suardi sipir di Lapas Narkoba Sungguminasa. Asmah sipir di Rutan Kelas 1 Makassar. Dan, Asmah adik bungsu saya.

ZT -Sungguminasa, 14 Oktober 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun