Mohon tunggu...
Zainal Mustofa Misri
Zainal Mustofa Misri Mohon Tunggu... Konten Kreator, Aktivis Sosial

Dari sudut-sudut kabupaten Serang, Banten bermuara disini | Pemantau Tipikor | Independent | Transparan | Faktual | Jurnal | News | Opini | Cerita | Desas Desus | Fakta | Sisi Gelap | Info A1 | Kritis | Tajam | Ilmiah | Populer | Terkini |

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Madu "Gila" Nepal: Petualangan Maut di Himalaya dan Khasiat Kontroversial

18 Maret 2025   20:50 Diperbarui: 18 Maret 2025   20:50 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 (Sumber foto: https://www.thealchemistskitchen.com/products/real-mad-honey)

Pariwisata bertanggung jawab menjadi kunci untuk melestarikan tradisi ini. Nepal Vision Trek menekankan pentingnya menghormati lingkungan, satwa liar, dan adat istiadat lokal.

Madu Mahal dengan Efek Halusinogen yang Kontroversial

Madu yang dihasilkan, dikenal sebagai Mad Honey, memiliki efek halusinogen karena kandungan grayanotoxin dari nektar bunga Rhododendron ponticum.

Madu ini dihargai tinggi, mencapai 360-1.000 dolar AS per kilogram, bahkan di Nepal mencapai Rp7,1 juta per kilogram, dan dilarang di beberapa negara karena efeknya.

Madu ini hanya dipanen dua minggu setahun. Rasanya pahit, berbeda dari madu biasa. Efeknya fisiologis dan euforia. Dosis rendah menyebabkan pusing dan halusinasi, dosis tinggi menyebabkan delusi, muntah, dan kejang.

Sumber foto : https://www.nationalgeographic.com/magazine/article/honey-hunters-bees-climbing-nepal
Sumber foto : https://www.nationalgeographic.com/magazine/article/honey-hunters-bees-climbing-nepal

Penelitian Krisha Pant dalam Journal of Agriculture and Environment grayanotoxins menunjukkan grayanotoxin berpotensi menurunkan tekanan darah dan menstabilkan gula darah. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan. Pemerintah Nepal perlu mengatur peredaran Mad Honey untuk melindungi konsumen dan keberlanjutan lebah.

Youtuber Turki, Ruhi Cenet, dan timnya melakukan riset langsung di Nepal, mendokumentasikan proses panen yang berbahaya. Mereka juga mencoba madu ini, mengalami pusing, panas, kemudian kedinginan, dan mati rasa.

Praktik pengumpulan Mad Honey telah berlangsung selama ribuan tahun, diwariskan secara turun-temurun. Penggunaan madu dengan efek psikoaktif ini juga tercatat dalam sejarah kuno di wilayah Laut Hitam.

Ahli kesehatan menjelaskan bahwa efek psikoaktif Mad Honey disebabkan oleh kandungan grayanotoxin, senyawa neurotoksin dari nektar bunga Rhododendron. Konsumsi berlebihan berisiko menyebabkan masalah jantung, tekanan darah rendah, dan kematian.

FAQ

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun