Mohon tunggu...
Zahrotul Mutoharoh
Zahrotul Mutoharoh Mohon Tunggu... Guru - Semua orang adalah guruku

Guru pertamaku adalah ibu dan bapakku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bukan Tulang Punggungmu

20 Oktober 2021   05:15 Diperbarui: 20 Oktober 2021   05:18 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku perempuan. Kamu laki-laki. Ada peran masing-masing sebagai istri dan suami.

Aku dilepaskan oleh keluargaku melalui bapak. Tepatnya saat kau jabat tangan bapak ketika ijab qabul saat itu. Tahukah kamu apa arti dari itu?

Aku diasuh, dilindungi, dihidupi dan disediakan tempat berteduh oleh orangtuaku sebelum menikah denganmu. Setelah kau ucapkan ijab qabul itulah peran dan tanggungjawab bapak dan ibu berpindah ke pundakmu. 

"Dik, aku dibantu uang transportasi ya..".

Ucapmu saat itu. Saat itu belum genap satu bulan menikah. Agak terkejut aku mendengarnya.

Bukan karena apa-apa. Sebelumnya aku sudah harus mengeluarkan uang untuk membeli kasur untuk anakmu. Anak dari pernikahanmu yang telah gagal dahulu. 

Harga kasur itu juga lumayan mahal. Karena kamu yang memilihnya sendiri.

Dan itu juga ku lakukan karena memang ini di rumah orangtuaku. Jadi aku harus menyedikannya.

"Lha kalau kamu minta ke aku, terus aku minta kepada siapa, mas? Bukannya kebalik ya, mas?", tanyaku saat itu.

Kamu hanya diam mendengar ucapanku. Tapi juga sempat ku dengar kamu mengiyakan ucapanku itu.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun