Aku perempuan. Kamu laki-laki. Ada peran masing-masing sebagai istri dan suami.
Aku dilepaskan oleh keluargaku melalui bapak. Tepatnya saat kau jabat tangan bapak ketika ijab qabul saat itu. Tahukah kamu apa arti dari itu?
Aku diasuh, dilindungi, dihidupi dan disediakan tempat berteduh oleh orangtuaku sebelum menikah denganmu. Setelah kau ucapkan ijab qabul itulah peran dan tanggungjawab bapak dan ibu berpindah ke pundakmu.Â
"Dik, aku dibantu uang transportasi ya..".
Ucapmu saat itu. Saat itu belum genap satu bulan menikah. Agak terkejut aku mendengarnya.
Bukan karena apa-apa. Sebelumnya aku sudah harus mengeluarkan uang untuk membeli kasur untuk anakmu. Anak dari pernikahanmu yang telah gagal dahulu.Â
Harga kasur itu juga lumayan mahal. Karena kamu yang memilihnya sendiri.
Dan itu juga ku lakukan karena memang ini di rumah orangtuaku. Jadi aku harus menyedikannya.
"Lha kalau kamu minta ke aku, terus aku minta kepada siapa, mas? Bukannya kebalik ya, mas?", tanyaku saat itu.
Kamu hanya diam mendengar ucapanku. Tapi juga sempat ku dengar kamu mengiyakan ucapanku itu.
***