Mohon tunggu...
Zahrotul Aning nur faizah
Zahrotul Aning nur faizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Keterlibatan Orang tua dalam Pembelajaran Anak Usia Dini di Masa Covid 19

11 September 2022   21:24 Diperbarui: 11 September 2022   21:47 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai respon terhadap penyebaran Covid-19, sebagian besar provinsi di Indonesia memutuskan untuk menutup total kegiatan sekolah. Akibatnya, sekitar 40 juta siswa dari tingkat pendidikan anak usia dini sampai pendidikan menengah, terkena dampaknya. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mendorong inovasi pendekatan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) (OCHA, 2020). 

Pandemi ini membuat banyak kegiatan publik dialihkan di rumah, termasuk proses pembelajaran pendidikan anak usia dini. Semua pihak baik itu guru, murid, dan orang tua menjalani kehiduan baru (new normal) melalui pendekatan belajar menggunakan teknologi informasi dan media elektronik agar pembelajaran dapat terus berlangsung (Tanoto Foundation, 2020). 

Banyak hambatan yang muncul dalam pelaksanaan PJJ, diantaranya kurangnya infrastruktur, tidak ada akses ke internet dan komputer, serta orang tua memiliki tanggung jawab tambahan dalam mengawasi anak-anak dalam pembelajaran di rumah (OCHA, 2020).

Sebelum masa pandemi muncul, lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat sekitar dapat menjadi fasilitas untuk mendukung aktivitas bermain anak, namun pada saat pandemi Covid-19 berubah secara drastis. Lingkungan bermain anak termasuk yang mengalami perubahan. 

Saat ini lingkungan keluarga di rumah menjadi pusat utama kegiatan belajar dan bermain anak. Orang tua menjadi guru utama anak selama masa pandemi serta diharapkan dapat mendampingi, membimbing, mengarahkan, dan bahkan menggantikan peran guru di sekolah. 

Orang tua dapat membuat laporan perkembangan belajar siswa untuk guru dan mengkomunikasikan hambatan dalam proses pembelajaran agar dapat dicari solusinya bersama (Pramana, 2020). Pada kenyataannya, tidak semua orang tua dapat berperan sebagai guru di sekolah. 

Banyak orang tua yang tidak telaten dalam mendampingi belajar anak, sehingga pembelajaran cenderung monoton dan anak kurang termotivasi (Primasari, 2020). Sekolah beserta guru, komponen tenaga pendidik, dan orang tua harus merancang strategi agar pembelajaran terus berlanjut. Situasi pandemi membuat semua pihak harus dapat bekerjasama, bahu membahu, dan saling menghargai satu sama lain demi terwujudnya aktivitas pembelajaran yang optimal untuk anak.

Kondisi pandemi yang mengharuskan pembatasan fisik dan sosial, berakibat pada tidak beroperasinya sekolah dan Lembaga Pendidikan lainnya secara normal. Untuk itu, keterlibatan keluarga dan orang tua memegang peranan yang sangat krusial dalam mendukung proses kegiatan pembelajaran anak. Montessori berpendapat bahwa keterlibatan orangtua dalam membantu perkembangan dan proses pembelajaran anak di sekolah terdiri dari 3 tahap yaitu;

(1) hubungan kerjasama antara orangtua, guru, dan pengasuh.

(2) perencanaan yang baik dalam proses perkembangan dalam suatu periode tertentu.

 (3) hubungan melalui saling berbagi dan berdiskusi tentang bagaimana memberikan pengalaman yang baik dalam menunjang perkembangan serta pertumbuhan anak (Morrison, 2018).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun