Mohon tunggu...
Zahratul SitaRamadhani
Zahratul SitaRamadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi saya membaca, kepribadian saya ramah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mataf Day 1

17 September 2025   08:06 Diperbarui: 17 September 2025   08:06 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tanggal 16 September 2025, dimulainya rangkaian kegiatan Masa Ta'aruf Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta, atau yang akrab disebut Mataf Unisa 2025. Acara ini diawali dengan pembukaan oleh MC, kemudian dilanjutkan dengan sambutan resmi serta beragam hiburan. Pada hari pertama, mahasiswa baru juga mendapatkan pemaparan materi dari beberapa narasumber yang dihadirkan.

Narasumber pertama Prof. Mufdilah menyampaikan materi dengan tema "Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi wa Syahadah". Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan bahwa cita-cita Muhammadiyah adalah mewujudkan Indonesia sebagai Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur, negeri yang penuh kebaikan dan senantiasa berada dalam ampunan Allah.

Konsep Darul Ahdi wa Syahadah dipahami sebagai prinsip Muhammadiyah dalam memandang Indonesia. Negara ini merupakan hasil perjanjian bersama (ahdi) seluruh komponen bangsa, sekaligus menjadi arena kesaksian (syahadah) umat Islam untuk berperan aktif dan memberi kontribusi terbaik bagi kemajuan negeri.

Prinsip-prinsip Darul Ahdi wa Syahadah:

~ Menghormati kesepakatan nasional
~ Menjalankan tanggung jawab sebagai warga negara
~ Menunjukkan kesaksian iman dan amal shalih
~ Membangun peradaban yang utama

Narasumber kedua Kompol Leo Nisya Kasubdibintibsos Ditbinmas Polda DIY membawakan materi berjudul "Peran Strategis Mahasiswa dalam Upaya Bela Negara di Era Post-Truth". Beliau menjelaskan bahwa era post-truth adalah masa ketika opini publik lebih dominan dibandingkan kebenaran itu sendiri. Kondisi ini diperburuk dengan maraknya hoaks dan disinformasi yang cepat menyebar melalui media digital, sehingga memicu perpecahan sosial.

Hasil penelitian Lemhannas RI tahun 2024 menunjukkan bahwa sekitar 39% mahasiswa terpapar paham radikal. Tantangan yang muncul adalah bagaimana mahasiswa mampu menyaring informasi serta menjaga komitmen terhadap integritas bangsa di tengah derasnya arus informasi yang belum tentu benar.

Mahasiswa dipandang sebagai agen perubahan sekaligus penjaga nilai kebangsaan. Dalam konteks bela negara di era post-truth, strategi yang dapat ditempuh:

~ Literasi digital: membiasakan diri menyaring sebelum membagikan informasi serta melawan hoaks dengan menyampaikan fakta
~ Pendidikan kewarganegaraan: memperkuat pemahaman bela negara di lingkungan kampus sebagai fondasi moral dan patriotisme
~ Kegiatan sosial budaya: aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang menumbuhkan persatuan dan cinta tanah air

Narasumber ketiga Amika Wardana materi yang dibawakan berjudul "Sistem Pendidikan Tinggi". Beliau memaparkan konsep perguruan tinggi, sistem yang berlaku, serta sikap yang sebaiknya dimiliki mahasiswa. Menurutnya, mahasiswa perlu memiliki visi serta perencanaan yang jelas mengenai arah kehidupan di masa depan.

Hal penting yang perlu dijalani mahasiswa:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun