Selain itu. kita juga dapat mengupayakan peningkatan gengsi dari bahasa Sunda ini, dimana bahasa yang memiliki tingkat gengsi yang tinggi pasti akan mampu bertahan lama dibandingkan dengan bahasa yang memiliki tingat gengsi yang rendah. Tinggi dan rendahnya gengsi suatu bahasa dapat dinilai dari variasi bahasa dalam berbagai ranah pemakaiannya, dimana bahasa Indonesia menduduki gengsi yang lebih tinggi disbanding bahasa daerah dikarenakan fungsi sosial serta ranah pemakaiannya. Dengan melakukan perencanaan, akan dapat membantu fungsi sosial suatu bahasa. Pemerinatah dapat memfasilitasi sebuah perencanaan bahasa dengan lebih Bahasa yang digunakan masyarakat akan terus berubah mengikuti perubahan sosial masyarakat tersebut. Sikap masyarakat terhadap bahasa pun dapat berubah (Alwasilah, 2000: 58).
   Upaya yang terakhir ialah penerusan bahasa Antargenerasi, penerusan antargenerasi bahasa-bahasa yang ada di dunia sudah menjadi masalah global. Masalah sosiolinguistik ini merupakan salah satu masalah dari beberapa masalah yang menyebabkan pergeseran dan kepunahan bahasa. Di dalam keluarga, banyak orang tua tidak mengajarkan bahasa Sunda terhadap anak-anaknya. Banyak orang tua, terutama yang masih muda, kurang menguasai bahasa Sunda sehingga tidak dapat membantu anak-anaknya dalam mengerjakan tugas pelajaran bahasa Sunda yang dibawa dari sekolah. Orang tua yang seharusnya melaksanakan pembelajaran bahasa Sunda terhadap anak-anaknya sudah tidak dapat diharapkan. Keadaan seperti ini secara sosiolinguistik sangat berpengaruh buruk terhadap penguasaan bahasa tersebut oleh anak-anak.
   Jika ini terjadi, bahasa daerah diambang kepunahan karena tidak ada generasi pelanjut yang dapat berbahasa daerah. Untuk itu, lembaga pendidikan sebagai fasilitas penerusan antargenerasi bahasa daerah di luar keluarga perlu dievaluasi perannya. Demikian pula, sistem pelajaran bahasa daerah, termasuk kurikulum, bahan ajar, metode pengajaran, dan pengajarnya. Ini perlu dilakukan segera sebelum terjadi bencana yang lebih besar terthadap bahasa daerah di Indonesia.
PENUTUPÂ
   Lembaga pendidikan adalah salah satu fasilitas untuk melaksanakan penerusan bahasa daerah melalui jalur formal. Selayaknya strategi ini dipertahankan dalam upaya melestarikan dan mempertahankan bahasa daerah. Untuk mempertahankan keberlangsungan upaya ini, perlu dilakukan evaluasi, bagaimana keberhasilan yang telah diperoleh dan apa kendala yang dihadapi di lapangan. Upaya yang dapat dilakukan adalah memperbaiki sistem pembelajaran melalui pembenahan kurikulum, perekrutan guru, pengayaan bahan ajar, pemutakhiran metode pengajaran, dan hal-hal lain yang mendukung keberlangsungan pengajaran bahasa daerah yang berkualitas. Pemerintah daerah memiliki tanggung jawab dan peran yang besar dalam mewujudkannya. Jika ini tidak dilakukan segera, lembaga pendidikan tidak ada artinya lagi untuk dijadikan sarana penerusan antargenerasi bahasa derah. Perencanaan bahasa atau managemen bahasa dalam dunia pendidikan perlu segera dievaluasi dan mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh.