Mohon tunggu...
zahra putri anggraini
zahra putri anggraini Mohon Tunggu... mahasiswa

saya adalah seorang mahasiswa hukum. Di sini saya menuliskan hal-hal sederhana tentang kehidupan, pengalaman pribadi, dan catatan dari proses belajar saya, terutama seputar pendidikan hukum.Semoga bisa jadi ruang berbagi dan refleksi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menapati Dunia Praktik Hukum;Pengalaman Magang di Kantor Advokat Rostlaw Office, Jember

25 Juni 2025   21:28 Diperbarui: 25 Juni 2025   21:28 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi peserta magang dalam melaksanakan tugas pembuatan berkas

                                                                                                         

        

Dalam perjalanan pendidikan hukum, momen ketika teori bertemu realitas sering kali menjadi titik balik bagi banyak mahasiswa. Bagi saya, titik balik itu hadir saat mengikuti program magang di Kantor Advokat Rostlaw Office, Jember, pada semester enam di tahun 2025. Bukan hanya menjadi bagian dari proses akademik, pengalaman ini membuka mata saya tentang betapa kompleks, dinamis, dan "manusiawi"-nya dunia hukum yang sesungguhnya.

Saya masih ingat hari pertama saya menginjakkan kaki di Rostlaw Office. Kantornya tidak besar, tapi atmosfernya sangat profesional. Rasa gugup menyelimuti, tapi juga ada rasa penasaran yang besar: seperti apa dunia kerja seorang advokat itu? Pertanyaan itu terjawab tidak lama setelah saya memulai magang. Saya dan teman-teman langsung diajak mengikuti sidang di Pengadilan Agama Jember, dan dari situ, petualangan belajar saya dimulai.

Rostlaw Office dikenal aktif menangani perkara hukum perdata, khususnya perdata keluarga---kasus-kasus yang secara teknis hukum sederhana, namun secara sosial sangat kompleks. Selama magang, saya terlibat dalam berbagai proses hukum mulai dari perceraian, isbat nikah, hingga dispensasi nikah untuk anak di bawah umur. Melihat langsung bagaimana pengadilan memutuskan perkara yang berkaitan dengan kehidupan seseorang memberi saya pelajaran penting: hukum bukan hanya soal pasal, tetapi tentang keadilan dan keberpihakan.

Foto bersama para anggota magang dan advokat setelah persidangan di Pengadilan Agama Jember
Foto bersama para anggota magang dan advokat setelah persidangan di Pengadilan Agama Jember

Salah satu hal yang membuat magang ini sangat bermakna adalah karena saya tidak diposisikan sebagai pengamat pasif. Saya benar-benar terlibat dalam berbagai kegiatan. Kami belajar membuat surat gugatan, menyusun permohonan cerai, dan bahkan melakukan pendaftaran perkara melalui e-Court, sistem digital yang kini menjadi standar dalam administrasi perkara di pengadilan.

Awalnya, semua istilah dan format dokumen terasa asing. Namun berkat bimbingan para advokat, saya mulai memahami pola pikir yang dibutuhkan: berpikir sistematis, menggunakan bahasa hukum yang tepat, dan memperhatikan detail kecil yang bisa berdampak besar di persidangan. Kami juga belajar menyusun daftar alat bukti, mengelompokkan bukti-bukti berdasarkan relevansinya dengan dalil hukum, dan menyiapkannya agar siap diverifikasi oleh pengadilan.

Ada satu pengalaman yang sangat membekas selama magang, yaitu ketika saya ikut dalam sesi konsultasi hukum dengan calon klien. Bertemu langsung dengan orang yang sedang berada dalam situasi sulit, mendengarkan masalah mereka, dan mencoba memahami perasaan serta perspektif mereka---itu adalah pengalaman yang tidak akan saya lupakan.

Saya menyadari bahwa seorang advokat tidak cukup hanya menguasai hukum. Ia juga harus memiliki empati, kemampuan mendengar, serta kesabaran untuk membangun kepercayaan. Dalam beberapa kasus, klien datang bukan hanya untuk mencari solusi hukum, tetapi juga untuk mencari ketenangan dan pembelaan. Dalam momen-momen seperti ini, saya merasakan bahwa hukum juga merupakan bentuk pelayanan kemanusiaan.

Salah satu hal yang saya syukuri dari magang di Rostlaw Office adalah suasana kerja yang sangat mendukung untuk belajar. Para advokat tidak hanya memberi tugas, tetapi juga memberi penjelasan. Mereka mengajak kami berdiskusi---bukan menguji, tetapi membuka wawasan. Kami bisa bertanya apa saja, dan mereka menjawab dengan serius namun tetap santai.

Topik yang kami diskusikan sangat beragam, dari hal-hal teknis seperti etika saat menghadapi hakim, hingga topik-topik kontemporer seperti urgensi mediasi dalam perkara keluarga, dan bagaimana seharusnya hukum merespons fenomena perkawinan anak. Diskusi-diskusi inilah yang memperkaya pemahaman saya tentang hukum dalam konteks yang lebih luas.

Tidak dapat dipungkiri, dunia kerja advokat bukan tanpa tekanan. Tenggat waktu, jadwal sidang yang padat, dan tuntutan profesionalisme menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Dalam situasi seperti itu, saya belajar pentingnya mengatur waktu, membagi fokus, dan bekerja secara tim.

Kami harus menyusun dokumen tepat waktu, menyiapkan berkas untuk sidang berikutnya, sambil tetap teliti dan tidak sembrono. Tantangan-tantangan inilah yang membuat saya merasa "naik kelas" dari sekadar mahasiswa menjadi calon profesional yang siap menghadapi dunia kerja.

Dokumentasi peserta magang dalam melaksanakan tugas pembuatan berkas
Dokumentasi peserta magang dalam melaksanakan tugas pembuatan berkas

Pengalaman magang ini bukan hanya memberi saya keterampilan teknis, tetapi juga menumbuhkan cara pandang baru. Saya belajar bahwa hukum tidak bisa dipisahkan dari manusia, dari cerita hidup, dan dari kondisi sosial masyarakat. Hukum bukan hanya untuk dipelajari, tetapi untuk dipraktikkan dengan integritas dan empati.

Magang di Rostlaw Office juga membantu saya menemukan arah karier. Jika sebelumnya saya masih bimbang apakah ingin menjadi advokat, kini saya merasa lebih mantap. Saya ingin berada di barisan orang-orang yang menggunakan hukum untuk membantu orang lain, menyelesaikan konflik, dan memperjuangkan hak yang sering kali terabaikan.

Bagi saya, magang ini lebih dari sekadar menjalankan kewajiban akademik. Ini adalah pengalaman hidup, yang mempertemukan saya dengan realitas hukum dan manusia. Saya belajar dari para praktisi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga punya dedikasi tinggi pada keadilan. Dan dari mereka, saya belajar apa artinya menjadi bagian dari dunia hukum yang sebenarnya.

Untuk teman-teman mahasiswa hukum lainnya, jika kalian mendapat kesempatan untuk magang di kantor hukum---ambil kesempatan itu sepenuh hati. Karena di sanalah kita tidak hanya belajar menjadi sarjana hukum, tapi juga menjadi manusia hukum.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun