Mohon tunggu...
Zahra Aliatu N
Zahra Aliatu N Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi STIBA Ar Raayah Sukabumi, jususan Pendidikan Bahasa Arab.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Buku "Ketika Cinta Berbuah Surga" Karya Habiburahman El Shirazy

15 Juni 2021   19:24 Diperbarui: 15 Juni 2021   19:52 2009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Said, anakku, sudah saatnya kau mencari teman yang sejati dalam suka dan duka. Teman baik yang membantumu untuk menjadi orang baik. Teman sejati yang bisa kau ajak bercinta untuk surga.

Begitulah salah satu kutipan perkataan seorang raja yang adil dan sholeh di tanah Kurdistan kepada sang anak yang tercantum dalam buku berjudul “ketika Cinta Berbuah Surga”. Buku ini ditulis oleh seorang penulis best seller nasional yang beberapa diantara bukunya sudah diangkat ke layar lebar, yaitu Habiburrahman El Shirazy. Buku cetakan ke-10 ini diterbitkan oleh MQS Publishing pada Februari 2007, dan telah terjual lebih dari 20.000 eksemplar terhitung sejak cetakan pertama pada tahun 2005.  

Buku berketebalan kurang lebih 116 halaman ini memuat 29 kisah pilihan yang bersumber dari hadits Nabi, kisah-kisah zaman sahabat dan tabi’in, dan juga kisah keteladanan dari para muslim di berbagai penjuru dunia. Semua kisah tersebut telah dikemas dengan bahasa yang ringan, apik dan mudah dipahami, akan tetapi tetap bermakna dalam dan indah. Sehingga membuat buku ini cocok untuk dibaca semua kalangan, terutama para muslim dan muslimah yang baru mulai melangkahkan kaki untuk berhijrah dan mengenal Islam. Buku yang tebalnya tak kurang dari 116 halaman ini berukuran kecil dan tipis, bahkan lebih kecil dari ukuran buku tulis yang biasa digunakan para anak SD. Hal ini memudahkan pembaca untuk membawa dan membacanya dimanapun. Selain itu, kertasnya pun bukanlah kertas buram, lebih tepatnya jenis kertas yang digunakan adalah hvs putih.

Ada beberapa hal yang membuat saya menyukai buku ini, diantaranya adalah penggunaan beberapa kosa kata bahasa Arab yang langsung diterjemahkan oleh penulis tepat setelah kalimat selesai.  Sehingga pembaca dapat langsung memahami maksud penulis. Di samping itu, hal ini juga dapat memperkenalkan Bahasa Arab kepada pembaca dan menambah perbendaharaan kata dengan tanpa disadari. Selain itu, hal lain yang saya sukai dari buku ini, adalah sebagian besar kisahnya fakta (non-fiksi) dan juga berdasarkan riwayat yang sahih. Kecuali pada kisah Si Kaslan dan Kakek Tua yang merupakan fabel.

Beberapa kisah yang sangat menarik perhatian saya ketika membaca buku ini, diantaranya:

  • Kisah keenam yaitu, Tiga Lelaki Berjiwa Malaikat yang berisi tentang tiga orang muslim yang saling bersahabat karib dan berkorban untuk satu sama lain, serta mendahulukan keperluan saudara seimannya atas dirinya sendiri. Meskipun keadaan ekonomi mereka sama-sama kurang baik, bahkan dapat dikatakan semuanya dalam keadaan yang sulit.
  • Kisah kedelapan yang berjudul Ketika Cinta Berbuah Surga, yang menceritakan tentang seorang raja yang meminta anaknya untuk mencari teman sejati yang mau berteman dengannya bukan karena derajat dan kekayaannya, akan tetapi yang berlandaskan cinta kepada Allah untuk menyertai perjalanan hidupnya dan bagaimana  sang anak melaksanakan permintaan ayahnya tersebut hingga mendapatkan teman sejati, yang ternyata merupakan anak seorang pencari kayu bakar.
  • Kisah kesembilan yang berjudul Kayu Ajaib, yang menceritakan tentang kuatnya tekad seorang pemuda untuk menunaikan janjinya pada orang yang meminjamkan uang kepadanya untuk modal perdagangan, yang pada akhirnya ia tak mampu menunaikannya secara langsung karena tak ada satupun kapal yang berlayar ke kampung halamannya. Lalu akhirnya, ia pun memasukkan sejumlah uang yang harus dikembalikan beserta sebuah surat yang berisi permohonan maafnya kepada orang tersebut melalui sebuah kayu yang dihanyutkan ke lautan. Dan berkat kuasa Allah kemudian doa pemuda tersebut, kayu tersebut benar-benar tersampaikan kepada orang yang dimaksud.
  • Kisah ketigabelas, yaitu Ulama Penakluk Singa, yang berisi tentang seorang ‘alim yang menasihati pemimpinnya, dan berakhir dimasukkan ke kandang singa yang lapar untuk dimangsa. Akan tetapi, qodarullah singa tersebut justru duduk di samping sang ‘alim yang sedang sholat dan bahkan menjilat-jilat kakinya bagai seekor kucing. Dan akhirnya hal ini membuat hati sang pemimpin luluh dan memohon maaf kepada ‘alim tersebut.

Terakhir, sudah tak diragukan lagi bahwa setiap yang memiliki kelebihan pasti disertai dengan kekurangan. Begitu pula buku ini yang tak luput dari dua hal tersebut. Kelebihan dari buku ini telah saya sebutkan di atas. Adapun kekurangan yang saya temukan adalah judul buku yang mengecoh para pembaca, bahkan saya pun termasuk diantaranya. Awalnya saya mengira buku ini merupakan buku novel islami, tapi ketika saya membukanya ternyata berisi kumpulan kisah yang tidak berkesinambungan antara judul buku dengan kisah-kisahnya. Setelah saya baca hingga habis, ternyata judul buku ini sebenarnya diambil dari judul salah satu kisah yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, alangkah baiknya penulis mencantumkan keterangan bahwa buku tersebut merupakan kumpulan kisah inspiratif atau kisah teladan, sehingga tidak membuat pembaca kaget ketika pertama kali membukanya.Akan tetapi, apapun itu kekurangannya saya tetap menyukai buku ini karena kisah-kisah di dalamnya sangat bagus dan layak untuk dibaca, bahkan dapat menjadi bahan renungan sejenak dari semrawutnya urusan dunia di zaman sekarang, terutama jika membacanya di keheningan malam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun