Mohon tunggu...
Moh Muzakkin Kusen
Moh Muzakkin Kusen Mohon Tunggu... Guru, Pemerhati pendidikan

Saya seorang guru di salah satu Sekolah Dasar di kabupaten Merangin yang selalu ingin mengembangkan diri serta memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

MUHAMMAD EL GHAZY, Siswa SDN 023/VI Rantau Panjang, Dinobatkan Sebagai Bujang Cilik Tabir 2025

20 Juli 2025   20:38 Diperbarui: 20 Juli 2025   20:43 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumentasi Kegiatan Bujang Gadih Tabir

Rantau Panjang --- Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh SDN 023/VI Rantau Panjang. Muhammad El Ghazy, siswa kelas 4 di sekolah tersebut, berhasil dinobatkan sebagai Bujang Cilik Tabir dalam ajang Bujang Gadih Tabir 2025.

Meski masih duduk di bangku sekolah dasar, El Ghazy tampil berani dan penuh percaya diri di hadapan dewan juri. Ia mampu menjawab berbagai pertanyaan dengan lugas, menunjukkan wawasan dan kecintaan pada adat dan budaya Tabir.

Seumber: Dokumentasi Kegiatan Bujang Gadih Tabir
Seumber: Dokumentasi Kegiatan Bujang Gadih Tabir

Penobatan Muhammad El Ghazy sebagai Bujang Cilik Tabir menjadi kebanggaan besar, tidak hanya bagi pihak sekolah, tetapi juga bagi orang tua dan masyarakat Rantau Panjang.

Dalam ajang yang sama, SDN 023/VI Rantau Panjang juga mengirim beberapa peserta lainnya. Hani berhasil meraih Juara 3 Gadih Cilik Tabir, sementara Nayla Agiska Ramadani juga menyabet Juara 3 Gadih Remaja Tabir, menambah deretan prestasi sekolah di bidang pelestarian budaya daerah.

Bujang Cilik Tabir utusan SDN 023/VI Rantau Panjang
Bujang Cilik Tabir utusan SDN 023/VI Rantau Panjang

Ajang Bujang Gadih Tabir bukan sekadar lomba mencari gelar, tetapi menjadi wujud nyata cinta generasi muda terhadap adat dan tradisi. Dengan gelar ini, El Ghazy bersama para bujang gadih lainnya diharapkan menjadi pelopor generasi penerus yang akan menjaga dan merawat warisan leluhur.

"Langkah mereka menapak di tanah pusaka adalah langkah mulia untuk merawat warisan budaya. Kami bangga Ghazy, Hani, dan Nayla mampu membawa nama baik sekolah dan daerah," ujar salah satu guru pendamping.

Semoga pencapaian Muhammad El Ghazy, Hani, dan Nayla dapat menjadi inspirasi bagi siswa-siswi lain untuk terus berkarya, berani tampil, dan mencintai budaya sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun