Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik

Surya Paloh, Bandar dan Anies Jurkam Nasdem

13 November 2022   08:19 Diperbarui: 13 November 2022   08:23 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahmad Syaikhu, AHY, Surya Paloh, Anies, Yusuf Kalla Dalam Sebuah Acara, Foto Dok. Instagram Ketua Bapilu Demokrat, Via Kompas.com

Apakah Nasdem keliru langkah saat tentukan Anies Baswedan sebagai capres..? Tergantung sudut pandang. Bagi para pembela yang pro tentu tidak. Namun bagi yang kontra, pastilah dianggap salah. Meski punya pendapat pribadi, tapi saya tak hendak membahas soal itu. Biarlah soal pro kontra jadi konsumsi internal masing-masing.

Kali ini, saya cuma ingin menyajikan beberapa fakta pasca pencapresan Anies. Tak dapat dipungkiri, begitu Nasdem ambil keputusan, muncul beberapa peristiwa yang datang susul menyusul. Ironisnya, tak begitu membahagiakan. Adanya rumit, saling rebut, main tuding serta tak mau ngalah. Belakangan bahkan galau, susah dan ada rasa penyesalan.

Mari kita awali dari yang kini sedang trend. Yaitu makin kaburnya kesepakatan soal koalisi. Ibarat arah perjalanan, baik Nasdem, Demokrat maupun PKS tak juga ada kata setuju. Nasdem hendak maju. Sementara demokrat, maksa ingin gendong. Nasdem tak mau. Karena dianggap terlalu berat. Lalu PKS emoh kalau tidak ke kanan. Nasdem dan Paloh jadi pusing.

Anies Baswedan tentu ikut-ikutan pusing. Lha bagaimana tidak. “Rebutan” macam itu pasti punya pengaruh besar terhadap nasib pencapresan. Mau curhat ke Surya Paloh, bisa jadi Anies gamang. Tak enak hati. 

Mengingat, Ketum Nasdem ini sendiri, juga sedang menghadapi situsasi dilematis. Sudah terbebani, masak mau ditambah lagi. Kasihan kan. Begitu mungkin pikiran Anies.

Dulu, ketika umumkan nama Anies Baswedan, kelihatan sekali Surya Paloh sangat pede. Bahkan terkesan jumawa. Kini sebaliknya. Agak melempem dan pesimis. Pada salah satu kesempatan, Paloh berujar Anies baru sebagai calon. Sedangkan Nasdem perlu tambahan portofolio lain agar syarat terpenuhi. Dengan kondisi demikian, “Mana bisa kita jamin..?”. Demikian keluhan Paloh sebagaimana dikutip dari tayangan Suara.com, 11/11/2022.

Belum lagi tengok hubungan persahabatan dengan Presiden Jokowi. Yang meskipun ditepis berkali-kali, tetap saja menyiratkan keretakan. Dimulai saat Jokowi pidato agar parpol tak kesusu tentukan capres ketika hadi pada HUT partai Golkar. Berikutnya, pinjam istilah Paloh, Presiden juga lupa ucapkan selamat ulang tahun kepada Nasdem. Padahal merupakan sahabat di Koalisi Indonesia Kerja.

Sudah..? Belum. Adalah Fakhri Hamzah, Wakil Ketua Umum Partai Gelora yang tega-teganya nambah beban buat Paloh Nasdem. Dikutip dari DetikNews 10/11/2022, Fakhri menilai batalnya deklarasi partai yang usung Anies sebagai capres tak lain karena Bandar belum deal. Ditambahkan juga, kesepakatan partai berkoalisi bukan kerja partai. Tapi pekerjaan bandar.

Apakah penyebutan bandar oleh Fakhri sama dengan istilah oligarki pemodal besar sebagaimana sinyalemen Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera..? Kalau betul, berarti ada masalah serius di internal Nasdem dan Demokrat. Yang oleh PKS dianggap membahayakan. Makanya, PKS tak mudah meng-iyakan ajakan Nasdem. Karena bagi PKS, oligarki itu adalah penyakit demokrasi di Indonesia.

Lepas dari benar atau salah, soal oligarki oleh Mardani menyiratkan adanya rasa curiga di antara Nasdem Demokrat PKS. Antar teman main tuding. Alias tak ada saling percaya. Padahal, dalam pertemanan politik kepercayaan adalah modal utama. Kedudukannya sangat mendasar dan prinsip. Kalau sudah tak ada, masih mau berharap apa lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun