Mohon tunggu...
Zuhdy Tafqihan
Zuhdy Tafqihan Mohon Tunggu... Tukang Cerita -

I was born in Ponorogo East Java, love blogging and friendship..\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Andai Aku Presiden RI Episode 27 – “Sunatan Masal”

25 Desember 2009   01:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:47 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Direncanakan, aku akan membuka acara sunatan masal yang memecahkan rekor MURI. Rekor yang dipecahkan adalah :

1. Jumlah peserta yang akan disunat (berarti juga jumlah "burung" yang akan dibantai, berarti juga jumlah "potongan dari burung" yang akan dikumpulkan).

2. Jumlah tenaga medis yang menyunat (termasuk jumlah alat-alat sunat yang digunakan)

3. Jumlah pihak-pihak yang terkait (jumlah sponsor), dan..

4. Satu-satunya sunatan masal terbesar yang dibuka oleh Presiden RI

"Karena ini acara yang penting sekali, Pak.. menyangkut kesinambungan sebuah generasi bangsa.." kata Panitia kepadaku. "Kami mohon dengan sangat amat sekali.. Bapak Presiden bisa hadir.. dan memberi support untuk anak-anak yang akan disunat itu, Pak.."

"Mm.. mm.. bagaimana ya.. mm mm.." aku ragu-ragu menjawabnya.

"Please Pak Presiden.. ini permohonan kami.. dan anak-anak yang akan disunat itu.. kelak dikemudian hari.. akan selalu ingat apa yang terjadi.. dan jika sudah besar.. pasti mereka akan mencentang Partai Pak Presiden.. begitu, Pak.." tambah Panitia lagi.

"Mm.. mm.. " aku belum menjawab dengan pasti.

"Sudahlah, Pak Presiden. Apapun yang Pak Presiden inginkan.. pasti akan kami turuti asalkan Pak Presiden mau datang pada acara ini, membukanya, dan memberikan support.. Termasuk jika Pak Presiden menginginkan semua potongan-potongan burung yang disunat.. kami akan berikan semua.." lanjut Panitia.

PANITIA SUNATAN GENDENG! UNTUK APA AKU MENGUMPULKAN POTONGAN-POTONGAN BURUNG ITU!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun