Di Kedai Ruang Warna, kita bisa duduk di kursi kayu sambil meresapi karya-karya yang menghiasi dinding; rasa kopi yang sedikit mantap; sepotong pisang goreng yang hangat; dan rasa bahwa kamu berada di ruang di mana setiap detail warna, rasa, lukisan adalah penghormatan. Bukan hanya terhadap Sadikin Pard, tapi terhadap semua yang pernah merasa tak cukup, namun memilih berkarya.
Kafe yang berada di bawah galeri ini sangat pas bagi yang suka keheningan dengan aura seni yang hangat dan menenangkan. Kita dapat menuangkan ekspresi dalam gambar dan coretan, tinggal membeli kanvas dengan berbagai ukuran, kita dapat menggoreskan kuas dan cat warna yang telah disediakan.
Akhirnya senja pun mengundang malam, lampu-lampu mulai menyala, dan lukisan Sadikin tampak memantulkan kilau temaram. Di balik warna-warni, ada ketulusan; di balik aroma, ada kenangan; di balik diam, ada suara seni yang tak pernah mati.
Ruang Warna bukanlah tempat biasa. Ia adalah ruang di mana mimpi almarhum Sadikin Pard tetap hidup. Dia yang telah berpulang pada 2 Desember 2024, meninggalkan warisan yang tak ternilai: karya, inspirasi, dan kepercayaan bahwa kekurangan fisik tak pernah menjadi akhir dari sebuah dongeng indah. Salam hangat! (Yy).Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI