Mohon tunggu...
Yayuk CJ
Yayuk CJ Mohon Tunggu... Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Guru Bukan Beban Negara: Saatnya Masyarakat Lebih Cerdas Menghadapi Manipulasi Konten

20 Agustus 2025   08:00 Diperbarui: 20 Agustus 2025   13:54 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sri Mulyani dan kabar hoax soal guru beban negara.(KOMPAS.com/ISNA RIFKA SRI RAHAYU)

Berita ini masih hangat bahkan masih panas; masyarakat publik dihebohkan dengan potongan video yang menampilkan Menteri Keuangan Sri Mulyani seolah-olah mengatakan “guru itu beban negara”. Video itu beredar cepat, ditonton puluhan ribu kali, dan memicu kemarahan banyak kalangan, khususnya para pendidik.

Sebagai seorang tenaga kependidikan, saya pun ikut terusik. Awalnya saya ikut terpancing karena beredar opini-opini dari orang yang sebenarnya juga pakar pendidikan yang menghujat pernyataan ini di media sosial, tanpa menyaringnya terlebih dahulu.

Pertanyaan besar berputar di kepala saya, pusing. Bagaimana mungkin profesi yang menjadi garda depan pembangunan bangsa disebut sebagai “beban”? Lhah... setelah ditelusuri lebih jauh, ternyata video tersebut adalah hasil rekayasa AI (Artificial Intelligence). Fakta ini terungkap melalui pemeriksaan yang dilakukan Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menggunakan Google SynthID Detector, yang mengidentifikasi video itu sebagai konten sintetik atau palsu.

Sebenarnya, dalam pidato aslinya di Institut Teknologi Bandung pada 7 Agustus 2025, Sri Mulyani sama sekali tidak menyebut guru sebagai beban. Ia justru menyoroti persoalan serius bahwa gaji guru dan dosen masih rendah, dan hal ini menjadi tantangan besar bagi keuangan negara. Ucapan lengkapnya adalah:

“Banyak di media sosial, saya selalu mengatakan, menjadi dosen atau menjadi guru tidak dihargai karena gajinya enggak besar. Ini juga salah satu tantangan bagi keuangan negara.”

Jelas berbeda maknanya, bukan?

Belajar dari Kasus: Hoaks yang Mengguncang Kepercayaan

Kasus ini menyadarkan kita bahwa manipulasi digital semakin canggih. Dengan teknologi AI, wajah dan suara seseorang bisa ditiru dengan sangat meyakinkan. Sekilas tampak asli, padahal palsu. Dampaknya besar: bisa memicu salah paham, menurunkan kepercayaan publik, bahkan memecah belah masyarakat.

Bayangkan, jika guru-guru di seluruh Indonesia percaya begitu saja pada video rekayasa ini, tentu akan menimbulkan kemarahan dan kekecewaan mendalam kepada pemerintah. Hoaks semacam ini bukan hanya merugikan individu, tetapi juga merusak hubungan antara pemerintah dan masyarakat.

Guru Bukan Beban, Melainkan Aset Bangsa

Mari kita kembali ke substansi: guru bukanlah beban negara. Justru sebaliknya, guru adalah investasi terbesar bangsa ini. Tanpa guru, mustahil lahir generasi unggul yang kelak memimpin negeri.

Kalau keuangan negara harus “menanggung” gaji guru, itu bukanlah beban, melainkan bentuk tanggung jawab negara. Negara yang besar adalah negara yang menghormati pendidiknya. Karena itu, perjuangan untuk peningkatan kesejahteraan guru justru harus kita dukung bersama, bukan dipelintir dengan narasi menyesatkan.

Tugas Kita: Cerdas, Kritis, dan Tidak Mudah Terprovokasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun