Mohon tunggu...
Yayuk CJ
Yayuk CJ Mohon Tunggu... Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Gua Maria Sendangsono: Oase Rohani di Tengah Rimbun Angsana

2 Juli 2025   22:00 Diperbarui: 3 Juli 2025   12:24 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gua Maria Lourdes Sendangsono - Source: Keuskupan Agung Semarang via kas.or.id

Kisah pertobatannya bukan hanya menyentuh, tapi juga membakar semangat pewartaan. Barnabas melanjutkan pewartaan Injil dengan penuh semangat, berkeliling kampung, mengajar, dan membimbing orang-orang mengenal Kristus. 

Makam Barnabas Sarikrama di komplek Sendangsono - Dok. Mo Jas Esvede
Makam Barnabas Sarikrama di komplek Sendangsono - Dok. Mo Jas Esvede

Dedikasi luar biasa ini membuatnya dianugerahi penghargaan Pro Ecclesia et Pontifice dari Paus Pius XI pada 1929. Semangatnya menjadi warisan iman yang hidup hingga kini.

Membangun Tempat Doa: Dari Sendang Menjadi Gua Maria

Romo JB Prennhaler, SJ penggagas Gua Maria Sendangsono - Dok. aureliaangelalobo.com
Romo JB Prennhaler, SJ penggagas Gua Maria Sendangsono - Dok. aureliaangelalobo.com

Pada 1923, seorang imam Jesuit, Romo JB Prennthaler, SJ, menggagas pembangunan tempat doa di lokasi baptisan pertama tersebut. Patung Bunda Maria didatangkan dari Swiss dan diangkut sejauh 30 kilometer dari Sentolo. Tiga tahun kemudian, pada 8 Desember 1929, Gua Maria Sendangsono resmi diberkati dan dibuka sebagai tempat ziarah.

Gua Maria Sendangsono jaman dahulu, sudah penuh peziarah - Source: omahsinausite.wordpress.com
Gua Maria Sendangsono jaman dahulu, sudah penuh peziarah - Source: omahsinausite.wordpress.com

Gua ini dibangun sebagai ungkapan syukur umat Kalibawang atas iman yang mereka terima. Di tempat inilah, umat datang dengan hati hening, membawa harapan, luka, syukur, dan doa. Lonceng berdentang tiga kali sehari, pukul 6 pagi, 12 siang, dan 6 sore, mengundang umat masuk dalam keheningan doa Angelus.

Tahun 1958, dibangun 14 stasi Jalan Salib, dan pada tahun 2000 berdiri Salib Milenium sebagai simbol iman umat di zaman baru. Di antara bangunan spiritual lainnya, terdapat Kapel Tritunggal Mahakudus, Kapel Para Rasul, dan Kapel Maria Bunda Segala Bangsa; semuanya menjadi titik-titik peziarahan yang menggugah permenungan.

Stasi Jalan Salib - Source: kas.id
Stasi Jalan Salib - Source: kas.id

Romo Mangun dan Arsitektur yang Menyatu dengan Jiwa Jawa

Pada 1969, Gua Maria Sendangsono mengalami penataan ulang oleh Romo Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, imam sekaligus arsitek yang dikenal memiliki kepedulian tinggi terhadap budaya dan spiritualitas lokal. Ia menerapkan konsep Wastu Citra, yakni filosofi bangunan yang tidak hanya indah dilihat, tetapi mengandung makna jiwa budaya.

Romo Y.B. Mangunwijaya arsitektur bangunan di Gua Maria Sendangsono - Source: yogyakarta.kompas.com
Romo Y.B. Mangunwijaya arsitektur bangunan di Gua Maria Sendangsono - Source: yogyakarta.kompas.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun