Mohon tunggu...
Yayuk CJ
Yayuk CJ Mohon Tunggu... Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Wendit: Mitos, Sejarah, dan Nafas Baru Sumber Mata Air Sejak Abad X

28 Mei 2025   00:30 Diperbarui: 10 Juni 2025   11:46 6333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di antara rimbunnya pepohonan dan suara riuh monyet-monyet lucu, tempat wisata Wendit menyimpan kisah panjang tentang semedi pendeta, istirahat raja, kolonialisme, perjuangan kemerdekaan, hingga wajah baru pariwisata masa kini. 

Tempat ini bukan sekadar kolam pemandian, melainkan simpul sejarah dan budaya Malang Raya yang terus bernyawa.

Legenda Wandito Menjadi Wendit

Warga sekitar biasa menyebutnya Mendit, namun secara administratif dikenal sebagai Wendit, sebuah nama yang diyakini berasal dari kata “Wandito” seorang pendeta yang kerap bertapa di kawasan ini hingga keluar sumber mata air.

Monyet-monyet di Wendit yang diyakini sebagai penjaga sumber mata air - Foto: wearemania.net
Monyet-monyet di Wendit yang diyakini sebagai penjaga sumber mata air - Foto: wearemania.net

Wendit terletak di dusun Lowoksuruh, desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, tempat strategis, sekitar 8 kilometer dari pusat Kota Malang. Kawasan ini muncul akibat pergeseran alam Gunung Widodaren yang menciptakan sebuah cekungan subur yang kemudian menjadi mata air alami.

Menurut kepercayaan air kolam sumber ini mempunyai khasiat membuat wajah awet muda. Masyarakat Suku Tengger juga mengambil air di "sumber air Mbah Kabul" ini dan dibawa pulang dengan kepercayaan yang sama seperti di Pulau Sempu untuk kesembuhan dan kesehatan.

Tampak monyet di sekitar kolam Wendit 1924 - Dok. KITLV
Tampak monyet di sekitar kolam Wendit 1924 - Dok. KITLV

Bagi masyarakat Suku Tengger, air di sumber ini sama dengan "Air Widodaren" dari Gunung Bromo yang merembes ke Wendit.

Mata air Wendit berasal dari empat gunung: Gunung Bromo, Gunung Semeru, Gunung Kawi, dan Gunung Arjuno dan dianggap sakral sejak masa lampau.

Wendit dalam lukisan 1890-1930 - Dok. Tropenmuseum 
Wendit dalam lukisan 1890-1930 - Dok. Tropenmuseum 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun