Tak jauh dari gereja tua, berdiri Gua Maria Lourdes versi Kediri yang mulai dibangun pada 11 Oktober 1998. Jalan salib membentang di area seluas 6,5 hektar melingkar naik, diiringi patung-patung yang menggambarkan penderitaan Kristus. Banyak peziarah melintasi jalur ini sambil berdoa, menangis, atau memeluk harapan baru.
Di sinilah refleksi tentang Porta Sancta menemukan gaungnya. Ziarah bukan sekadar berjalan kaki, tapi melintasi diri, di mana Bunda merupakan perantara yang menuntun kita ke pintu pengampunan.
Tempat yang sejuk, tenang, dan nyaman ini selalu dipenuhi umat Katolik yang berziarah dan berdoa, terutama di bulan Mei (Bulan Maria) dan Oktober (Bulan Rosario) di mana umat Katolik secara khusus berdevosi kepada Bunda Maria.
Setiap Jumat Legi selalu diadakan misa tirakatan di gua Maria Puhsarang ini. Misa Tirakatan Jumat Legi ini tak pernah sepi. Pengunjung datang dari berbagai daerah, baik kota-kota di Jawa Timur maupun lintas provinsi. Misa ini merupakan perwujudan inkulturasi budaya Jawa dan Katolik.
Ziarah ke Puhsarang bukan semata rutinitas religius tahunan. Ia adalah perjalanan batin, terutama di tengah dunia yang dipenuhi ketakutan, luka, dan keterasingan spiritual. Dalam semangat Yubileum 2025, umat diajak membuka bukan hanya pintu-pintu gereja, tetapi juga pintu hati.
Batu yang Bicara, Iman yang Bertumbuh
Batu-batu tua di gereja Puhsarang mengajarkan keteguhan. Mereka sudah melewati gempa, hujan, dan ribuan doa yang dibisikkan dalam senyap. Bangunan dari batu bukan hanya soal kekokohan fisik, tetapi juga simbol iman yang tahan uji. Dalam dunia yang cepat berubah, tempat seperti ini memberi ruang untuk berhenti, menyimak, dan bertumbuh dalam hening.
Sebagai situs ziarah populer di Jawa Timur, Puhsarang kini menjadi gerbang rohani zaman baru, tempat generasi muda dan tua bertemu dalam pencarian yang sama: Tuhan yang hadir, bukan di langit jauh, tetapi dalam tubuh budaya dan sejarah yang mereka kenal.
Dari Kediri Menuju Roma Hati
Tak semua orang bisa terbang ke Roma untuk melewati Porta Sancta di Basilika Santo Petrus. Tapi peziarah di Puhsarang tahu, pintu suci bisa terbuka di mana saja, selama ada kerinduan untuk kembali dan berubah.