Mohon tunggu...
Yayuk CJ
Yayuk CJ Mohon Tunggu... Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Keraton Gunung Kawi, Potret Pluralisme Agama di Ranah Spiritual Lokal

14 Mei 2025   01:00 Diperbarui: 14 Mei 2025   10:58 1140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keraton Gunung Kawi - Dokumentasi pribadi 2025

"Kami tidak tanya kamu siapa, agamamu apa. Yang penting kamu datang dengan hati bersih dan dengan niat baik.”

Modernisasi dan komersialisasi dapat mengancam nilai spiritual di tempat-tempat sakral. Generasi muda perlu diarahkan untuk menghormati ruang-ruang ini bukan hanya sebagai spot foto, tetapi sebagai warisan hidup yang berharga. 

Area depan Vihara Dewi Kwan Im - Dokumentasi pribadi 2025
Area depan Vihara Dewi Kwan Im - Dokumentasi pribadi 2025

Peran aktif warga, pegiat budaya, dan pengunjung sangat penting dalam menjaga nilai toleransi yang telah mengakar di Keraton Gunung Kawi. Dengan kerja sama dan kesadaran bersama, kita dapat melestarikan keharmonisan dan kesakralan tempat ini untuk generasi yang akan datang.

Keraton Gunung Kawi mengajarkan bahwa harmoni bukan hanya impian, melainkan kenyataan yang dapat dicapai dengan memberi ruang dan rasa hormat bagi yang berbeda. Di tempat ini, damai masih hidup dan menjadi contoh bagi kita untuk belajar menjadi manusia yang lebih utuh. 

Vihara Dewi Kwan Im - Dokumentasi pribadi 
Vihara Dewi Kwan Im - Dokumentasi pribadi 

Di tengah hiruk-pikuk intoleransi yang kerap mewarnai ruang publik, Gunung Kawi menawarkan lanskap berbeda. Di kaki pegunungan yang sunyi, lima tempat ibadah berdiri berdampingan tanpa ada pagar pemisah. Yang ada hanyalah doa yang mengalir dari berbagai arah, menyatu dalam keteduhan hutan dan harum dupa. Di sinilah pluralisme tak hanya menjadi wacana, namun nyata hadir sebagai praktik hidup.

Dengan memahami dan menghayati nilai-nilai harmoni dan toleransi yang ada di Keraton Gunung Kawi, kita dapat menemukan pelajaran berharga untuk hidup berdampingan dalam perbedaan. Semoga Lestari! (Yy).

Kisah perjalananku sehari sebelum mengalami kecelakaan tragis, 2 Februari 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun