Jantungku berdebar kencang
tandas hari ini menanti pesan darinya,
tak jua menghias papan notifikasi
tak jua berdering menggetarkan sepi
tak pula berkedip memainkan mimpi
ku'spill semua akun yang ia punya
tiada setitik beriku jawaban
membuatku berkubang dalam keruhnya tanya
ada apa?
Tak biasanya…
terakhir di sisa malam kemarin,
Sehari belasan pesan beruntun tanya,
jua sekedar berucap sapa
Jam melaju…
selaju kereta yang membawa kita dulu
kali ini bukan berpadu rindu
namun serbuan butiran ragu
Di jembatan jarak
tempat biasa kita bertemu
aku meringkuk di tepian
Memainkan cemas berarak-arak
mengitari gelisah yang tak jua beranjak
Di jembatan jarak
mataku sembab banyak isak
Tiba-tiba aku terhenyak
Bayangnya menembus kabut, kian mendekat
Kuberhambur di dadanya
mengeja setiap degup rindu
Jerit ragu menguap
gelisah, cemas pun berlalu
Kudengar sayup-sayup
suara baritonnya mendesah
berbisik penuh haru;
"maaf kekasih, jembatanku runtuh diterjang badai"