Jam sudah menunjukkan pukul enam kurang lima menit ketika saya tiba di kawasan Mega Mas, pusat bisnis kota Manado, yang merupakan sebuah areal pertokoan dan pusat belanja terbesar di kota yang terkenal dengan keramahan penduduknya ini, yang berjejer berdampingan dengan pantai.Â
Di sepanjang bebatuan yang tersusun rapi, mencirikan bahwa area tersebut merupakan lahan reklamasi, kira-kira satu kilometer panjangnya, terlihat cahaya kilat dari gawai-gawai milik para penikmat senja yang sedang berfoto, berkedap-kedip seperti kunang-kunang.Â
Saya yang berada di lantai empat sebuah gedung yang berhadapan langsung dengan pantai, ditemani segelas kopi dan kue basah, tak bisa melepaskan pandangan barang sekejap pun.
Benar, warna-warna senja itu sangat menentramkan jiwa. Rasa lelah setelah seharian beraktivitas itu langsung hilang. Entah pergi ke mana.Â
Saya sangat menikmati segelas kopi itu hingga seruput terakhir yang penuh dengan ampas. Sungguh, ini adalah rutinitas yang menyenangkan.Â
Dan tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul tujuh tepat, saya sudah harus pulang. Bergegas pulang tepatnya, karena banyak pertandingan sepak bola menunggu di akhir pekan.
Kong, pala so tau?
*Senjakala di Manado juga merupakan sebuah judul film yang dirilis pada akhir tahun 2016 serta dibintangi oleh Ray Sahetapy dan Mikha Tambayong.