Mohon tunggu...
Yves Vincent Muaya
Yves Vincent Muaya Mohon Tunggu... Dosen - Blogger Gode

Biasa ngopi di Goroho.ID

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Senjakala di Manado

20 September 2017   21:57 Diperbarui: 21 September 2017   10:44 1909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Sebuah pulau berbentuk gunung api terlihat sangat jelas dari kota Manado, ibu kota dari provinsi paling utara pulau Celebes. Nama pulau itu adalah Manado Tua. 

Namun jangan salah, kata "tua" yang tersemat tidak serta-merta menyiratkan bahwa ada pulau lain yang bernama "Manado Muda". Sekali-kali tidak. 

Berdiri mantap tepat di sebelah barat laut kota Manado, pulau yang menjulang tinggi ke atas ini akan menjadi obyek utama pemandangan sore hari, bersanding dengan matahari yang akan pamit dari cakrawala. 

Sungguh akan menjadi tontonan yang teramat menarik dan sayang untuk dilewatkan. 

Pemandangan ini sangat sempurna disaksikan dari kota Manado, yang terpisah oleh lautan dan dapat ditempuh sekitar 45 menit perjalanan dengan menggunakan perahu motor.

Di kota Manado, setiap sore pukul 17.00 - 18.15, akan ramai dengan warga lokal dan para wisatawan mancanegara, yang akhir-akhir ini didominasi oleh turis Tiongkok, yang ingin menikmati momen-momen indah saat semburat senja itu memancar sebagai pertanda malam akan segera tiba.

Senja itu memang seperti magnet yang selalu menarik bagi mata manusia. 

Senja mewakili banyak perasaan pada setiap warna yang dipancarkannya, baik merah, kuning, dan oranye, yang bercampur teratur membentuk lukisan paling indah di bawah kolong langit ini. Warna-warna tersebut bertautan dengan jiwa manusia.

Warna merah memberikan kehangatan, keberanian, dan energi positif

Warna kuning memancarkan keceriaan, kebahagiaan, dan optimisme

Warna oranye, yang merupakan perpaduan merah dan kuning, memberikan energi positif ke sekitarnya, sehingga seseorang dapat cepat pulih dari kekecewaan dan hati yang terluka.

Jam sudah menunjukkan pukul enam kurang lima menit ketika saya tiba di kawasan Mega Mas, pusat bisnis kota Manado, yang merupakan sebuah areal pertokoan dan pusat belanja terbesar di kota yang terkenal dengan keramahan penduduknya ini, yang berjejer berdampingan dengan pantai. 

Di sepanjang bebatuan yang tersusun rapi, mencirikan bahwa area tersebut merupakan lahan reklamasi, kira-kira satu kilometer panjangnya, terlihat cahaya kilat dari gawai-gawai milik para penikmat senja yang sedang berfoto, berkedap-kedip seperti kunang-kunang. 

Saya yang berada di lantai empat sebuah gedung yang berhadapan langsung dengan pantai, ditemani segelas kopi dan kue basah, tak bisa melepaskan pandangan barang sekejap pun.

Benar, warna-warna senja itu sangat menentramkan jiwa. Rasa lelah setelah seharian beraktivitas itu langsung hilang. Entah pergi ke mana. 

Saya sangat menikmati segelas kopi itu hingga seruput terakhir yang penuh dengan ampas. Sungguh, ini adalah rutinitas yang menyenangkan. 

Dan tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul tujuh tepat, saya sudah harus pulang. Bergegas pulang tepatnya, karena banyak pertandingan sepak bola menunggu di akhir pekan.

Kong, pala so tau?

*Senjakala di Manado juga merupakan sebuah judul film yang dirilis pada akhir tahun 2016 serta dibintangi oleh Ray Sahetapy dan Mikha Tambayong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun