Mohon tunggu...
Yuzelma Zelma
Yuzelma Zelma Mohon Tunggu... Guru - Guru yang hobi menulis

Perempuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Piring Bekas Makan Siapa Ini?

4 November 2021   13:11 Diperbarui: 4 November 2021   13:20 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain itu, dari segi higienes peralatan makan di kantor. Saat binatang pengerat tersebut sudah bersemayam di ruangan, tentu mereka juga akan berkeliaran  di pantry kantor. Tanpa sepengetahuan kita, binatang pengerat tersebut sudah berselancar pada perabot makanan,baik gelas,sendok,dan piring.  

Khusus perabot makan yang sengaja di letak di luar kantor,seperti di teras dan selasar, ini tentu lebih beresiko lagi. Apalagi bagi yang muslim. Tanpa sepengetahuan kita juga ,binatang yang bernajis sudah terlebih dahulu menjilati piring tersebut. Untuk menghilangkan noda najis, kan tidak cukup dicuci dengan sabun saja,namun ada tata cara untuk menghilangkan najis secara hukum islam. 

Mengenai tong sampah, akan lebih baik di kantor dipisahkan antara sampah organik (sisa makanan ) dengan sampah plastik/kertas. sehingga memudahkan petugas untuk mengelolanya. Sekaligus  kita beramal untuk  mereka. Karena ada juga petugas kebersihan di kantor yang mengambil peluang sampah menjadi rupiah. Misalnya kemasan botol plastik dan kaleng, kertas bekas, kertas karton dan koran. Ini bisa menjadi pendapatan sampingan bagi mereka. Jika setiap orang mau memilah sampah, maka otomatis kita sudah beramal dan berkontribusi menyelamatkan lingkungan kerja kita.

Terkait sampah organik di tong sampah, sebaiknya tidak dibiarkan lebih dari empat jam menumpuk di dalam tong sampah. Karena bahan organik seperti sisa makanan dalam waktu empat jam akan mengalami fermentasi alami dan menghasilkan gas yang beraroma busuk. Ini adalah salah satu faktor biologis di area kerja yang berpotensi menimbulkan Penyakit Akibat Kerja (PAK).

Berbicara masalah piring bekas makan saja luas pembahasan  dan akibat yang ditimbulkan.  Oleh sebab itu penerapan K3 di lingkungan kerja harusnya dimulai dari kedisiplinan dari hal-hal kecil seperti ini. Salah satu manajemen ampuh yang bisa diterapkan di area kerja, agar masalah yang sudah dibahas di atas adalah penerapan manajemen 5R/5S. 

Prinsip 5R/5S adalah manajemen pengelolaan lingkungan yang sudah terbukti ampuh dan berhasil diterapkan di Jepang pada awalnya dan perusahaan Jepang yanga da di negeri ini. Prinsip 5R/5S yaitu:  Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin, istilah ini merupakan hasil penyerapan dari bahasa Jepang kedalam bahasa Indonesia. Istilah asli dalam bahasa Jepang adalah 5S yang kepanjangannya adalah : Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke .

  1. SEIRI/Ringkas, merupakan kegiatan menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan sehingga segala barang yang ada di lokasi kerja hanya barang yang benar-benar dibutuhkan dalam aktivitas kerja
  2. SEITON/Rapi, segala sesuatu harus diletakkan sesuai posisi yang ditetapkan sehingga siap digunakan pada saat diperlukan.
  3. SEISO/Resik, merupakan kegiatan membersihkan peralatan dan daerah kerja sehingga segala peralatan kerja tetap terjaga dalam kondisi yang baik.
  4. SEIKETSU/Rawat, merupakan kegiatan menjaga kebersihan pribadi sekaligus mematuhi tahap sebelumnya (3 S/ 3 R)
  5. SHITSUKE/Rajin, pemeliharaan kedisiplinan pribadi masing-masing pekerja dalam menjalankan seluruh tahapan 5S/ 5R

Permasalahan piring bekas makan, gelas bekas minuman,dan tong sampah yang sudah dibahas panjang lebar termasuk pada kategori R ke tigas yaitu: Resik.

Berbicara K3 sebaiknya dimulai dari manajemen dengan prinsip 5R/5S ini. Jika ini sudah terimplementasi dengan baik, potensi resiko lain, baik teknis dan non teknis dapat dicegah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun