Mohon tunggu...
Ayu Agustina
Ayu Agustina Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mikirnya simple, gak suka ribet, suka to the point kalo ngomong, benci basa-basi...hobi nonton bioskop sendiri...suka tantangan :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Mocking Jay, Film tentang Kekuatan Media

26 November 2014   05:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:50 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ada yang sudah menonton film Hunger Games : Mocking Jay Part 1? Kalau belum, saya sarankan segera nonton, film ini cocok untuk hiburan. Alur filmnya tenang tapi tidak membosankan. Tapi di luar dari penilaian saya tetang film Mocking Jay ada satu hal yang sangat kental di film tersebut, yaitu 'Peran Media' yang dilakukan Presiden Snow dan Presiden Coin melalui tokoh Katniss.  Tujuan utama kedua belah pihak sama-sama ingin mengumpulkan pendukung dari semua distrik.

Pemimpin distrik 13, Presiden Coin, menggunakan Katniss sebagai simbol pemberontakan,  karena melihat betapa besar pengaruh Katniss dalam Hunger Games yang memberi harapan kepada distrik lain. Katniss diharuskan berakting di depan kamera yang sudah disediakan Presiden Coin, selain harus berakting semua kelengkapan  yang dikenakan Katniss juga sudah dipersiapkan, seperti seragam dan senjata busur panah yang sudah di modifikasi.

Setiap pengambilan gambar akan divideokan dan diputar ke semua distrik termasuk Capitol, namun sebelum menayangkan video Propo, pihak Presiden Coin harus mampu mengambil alih saluran Capitol dan itu berhasil berkat sang jenius Beetee, walaupun penayangan video hanya mampu beberapa detik tapi cukup membuat pihak Presiden Snow ketar-ketir. Pengaruh video Propo Katniss sangat berpengaruh membangkitkan semangat pemberontakan ke Capitol. Presiden Snow juga tidak tinggal diam, dengan mengunakan media, ia memanfaatkan kelemahan Katniss yaitu Peeta. Dengan sedikit paksaan dari pihak Snow, ia harus bicara tentang genjatan senjata, menghentikan pemberontakan. Suara Panem pun terpecah menjadi dua kubu.

Entah mengapa, setelah menonton film Mocking Jay saya jadi teringat masalah yang di hadapi negara tercinta ini, yap antara Kubu KIH dan KMP yang keduanya sama-sama menggunakan peran media untuk menarik dukungan masyarakat. Mau tak mau masyarakat pun terbelah menajdi 2 kubu, pendukung KIH dan KMP.

Di lingkungan saya jelas terlihat pengarus media dalam merubah pola pikir mereka, bahkan yang paling jelas adalah di sosil media, mereka sudah tidak segan mengolok-ngolok lawannya dengan dasar sumber media yang memang sangat terlihat melawan kubu tersebut, bahkan yang paling menyedihkan bisa sampai bertengkar. Hebatnya kekuatan media.

14169265191875478893
14169265191875478893

Saya sedih melihat ini, bukan masalah kamu pendukung siapa, tapi ini mengenai harga diri bangsa, itu presiden negara kita, apa pantas kita mencaci pimpinan kita?. Bagaimana perasaan kita kalau itu keluarga kita sendiri, dihina tanpa diberi kesempatan dahulu. Mari cerdas untuk memilih sumber informasi yang menjadi dasar pemahaman kita, jangan sampai tanpa sadar pikiran kita sudah disetir oleh media yang tidak bertanggung jawab, padahal yang punya pikiran ini kan badan kita, masa kita membiarkan orang lain mengaturnya??.

Sejujurnya saya bukan pendukung KIH dan KMP, tapi apapun presidennya sekarang saya menaruh harapan besar, yang saya lihat fokus pada kerja sang presiden, untuk masalah isu-isu yang berbau sara itu urusannya dengan Allah, bagi saya menjaga, menjalankan amanah rakyat, kerja untuk rakyat, itu yang saya nilai sebagai rakyat Indonesia. Sering kita berucap '' yang kamu sukai itu belum tentu baik, dan sebaliknya yang paling tidak baik mungkin itu yang kamu butuhkan'', sambil berucap didepan orang yang sedang menggerutu tentang nasibnya, ada pernah seperti itu? mungkin anda pernah seperti itu, dan lucunya sekarang anda mengerutu tentang keputusan pemimpin. (ada yang ingin tertawa, silahkan tertawakan diri sendiri)

Melihat film Mocking Jay ini, begitu luar biasanya efek media, siapa kubu yang paling menguasai media dialah yang menjadi pemenangnya, bahkan kebohongan yang selalu didengungkan di media bisa menjadi berubah menjadi kebenaran, dan inilah yang saya khawatirkan, rakyat banyak mempercayai berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, dan yang lebih menakutkan timbulnya anarki.

Tapi saya percaya waktu akan menjawab semua, bukankah lelah menjadi pihak yang selalu menghembuskan berita bohong, lelah karena harus terus mencari alasan-alasan yang rasional?.

Saya berharap ada pembenahan media di Indonesia ini, agar tercipta hubungan yang harmonis.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun