Gondang, Mojokerto. Suasana Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMAN 1 Gondang, makin menarik saja. Pada hari kedua pelaksanaan, peserta MPLS Ramah mendapat pengalaman baru. Bentuknya tak lain adalah praktik outdoor education.
Bagaimana hal itu bisa dilakukan saat MPLS Ramah? Mudah saja dalam implementasinya. Hal itu diungkapkan bu Putri Wahyuntina Hutami, S.Pd., Pengampuh mapel Geografi yang menjadi narasumber MPLS Ramah.
Bu Putri, sapaan hariannya, menyajikan materi Ruang Perjumpaan Murid. Aplikasi dalam silabus materinya, berkaitan dengan Pohon Harapan dan Solusinya. Akhirnya, dipakailah metode outdoor education yang menyenangkan dan lebih bermakna. Bahkan, metode ini menjadi salah satu tips dalam mempraktikkan deep learning.
"Murid baru menulis harapan dirinya, kenapa memilih sekolah ini. Setelah itu, seluruh hasil tulisannya akan diletakkan di pohon yang ada dilingkungan sekolah. Hal terpenting, mereka tidak boleh menggunakan paku saat mengaitkan harapannya di pohon," ujar bu Putri.
Alhasil, murid baru pun bekerjasama dan membentuk pohon harapannya. Mereka bekerjasama dan bahu membahu, untuk menyatukan harapannya di pohon yang ada disekolah. Disitulah kemudian mereka banyak belajar tentang bagaimana bekerjasama, peduli, empati, dan mencapai tujuan.
"Prinsipnya, peserta MPLS kita ajak belajar maksimal sambil bermain. Tetapi mereka tetap kita ajari bagaimana menjadi generasi ramah lingkungan dan dapat memberikan manfaat besar pada bumi yang lestari," ujar bu Putri yang juga Pembina Ekskul PBL SMAGO itu.
RUANG EKSPRESI
Kepala SMAN 1 Gondang, bapak Johan Bahrudin, S.Kom., MT., menyatakan bangga dengan daya inisiatif panitia MPLS Ramah. Apalagi ketika pak Johan, sapaan akrabnya, melihat secara langsung, bagaimana murid baru beraktifitas dalam giat MPLS Ramah.